Singapura, Sabtu--Kehadiran empat unggulan terbawah di semifinal menjadi kejutan dalam turnamen Final WTA 2018 di Singapura. Kejutan itu dilengkapi dengan lolosnya salah satu debutan, Sloane Stephens, ke final.
Perjuangan Stephens lolos ke final tak mudah. Saat melawan Karolina Pliskova (Ceko) pada semifinal di Stadion Tertutup Singapura, Sabtu (27/10/2018), dia kehilangan set pertama tanpa memenangi satu gim pun. Namun, semangat petenis AS yang disebut-sebut sebagai penerus Serena Williams itu mengantarkannya ke final. Stephens menang, 0-6, 6-4, 6-1.
Di final, Minggu, dia akan bertemu Elina Svitolina (Ukraina) yang menyingkirkan Kiki Bertens (Belanda), 7-5, 6-7 (5-7), 6-4. Final tersebut menjadi pertemuan dua petenis yang tak terkalahkan pada empat pertandingan, sejak babak penyisihan grup yang menggunakan format round robin.
Stephens (unggulan kelima) dan Svitolina (6) adalah dua dari empat semifinalis dengan unggulan terbawah. Pliskova, yang juga menjadi semifinalis pada 2017, menjadi unggulan ketujuh, sedangkan Bertens kedelapan. Ini terjadi untuk pertama kalinya sejak Final WTA menggunakan format round robin pada 2003. Empat unggulan teratas, Angelique Kerber, Caroline Wozniacki, Naomi Osaka, dan Petra Kvitova tersisih pada penyisihan grup.
”Tentu saja ini menunjukkan bahwa kami juga telah mendapat hasil yang bagus pada musim ini. Empat unggulan teratas juga mendapat hasil bagus, tetapi kami yang berperingkat lebih rendah tak mau kalah. Kami tampil tanpa beban,” kata Stephens.
Juara AS Terbuka 2017 itu senang dengan kemampuannya menjaga fokus sepanjang turnamen di lapangan tertutup, jenis lapangan yang sebenarnya tak disukainya. ”Sejak awal, saya tahu akan menghadapi situasi sulit setiap pertandingan. Tidak setiap saat kami bisa melawan petenis peringkat 10 besar dunia secara beruntun. Saya hanya berusaha bekerja keras pada setiap laga. Apa yang akan terjadi, terjadilah,” tutur Stephens, yang pada dua dari tiga pertemuan dengan Svitolina.
Jika bisa mengalahkan Svitolina, Stephens akan mengikuti jejak Dominika Cibulkova yang menjuarai Final WTA 2016 dalam penampilan pertamanya.
Wakil pertama Ukraina
Svitolina adalah wakil pertama dari negaranya yang lolos ke final turnamen penutup musim tersebut. Semula, dia datang ke turnamen sebagai unggulan ketujuh. Namun, setelah petenis nomor satu dunia, Simona Halep, mengundurkan diri karena cedera punggung, Svitolina naik menjadi unggulan keenam.
”Luar biasa. Pertandingan tadi sangat berat dan saya senang bisa menang. Hasil ini sangat berarti bagi saya,” ujar Svitolina dalam laman resmi WTA.
Svitolina melanjutkan rekor tak terkalahkan, tiga di antaranya dalam persaingan Grup Putih. Dia menundukkan Pliskova serta dua petenis yang pernah menjuarai Final WTA, yaitu Kvitova dan juara bertahan, Wozniacki.
Melawan Bertens, Svitolina hanya membuat 12 winner, lebih sedikit dari lawannya yang mendapat 41 winner. Namun, petenis yang mengidolakan Andre Agassi itu membuat kesalahan lebih sedikit daripada Bertens. Dia membuat 36 unforced error dibandingkan 63 yang dibuat Bertens.
Menjalani pertandingan yang berlangsung selama 2 jam 38 menit, Svitolina mengatakan, dia hanya berusaha bertahan untuk selalu mengejar
“Kami berdua bermain bagus, saya senang bisa memenangi pertandingan ketat seperti tadi,” lanjutnya. “Saya masih harus bekerja keras pada pertandingan berikutnya. Itu akan menjadi pertandingan terakhir musim ini. Saya akan memberikan yang terbaik di lapangan.” (REUTERS)