Jenazah Korban akan Diidentifikasi Mulai Selasa Pagi
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, terus menerima kiriman kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610. Identifikasi korban akan dilakukan mulai Selasa pagi (30/10/2018).
Sampai pukul 22.30 WIB, total 24 kantong jenazah sampai di RS Polri. Mobil-mobil ambulans silih berganti membawa kantong-kantong jenazah yang kawal tim Palang Merah Indonesia dan pihak kepolisoan. Kantong-kantong jenazah tersebut diterima langsung oleh tim kedokteran forensik yang berjaga.
Komisaris Besar Edy Purnomo, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati menjelaskan, kantong-kantong jenazah tersebut masih akan disimpan di lemari pendingin bersuhu minus 20 derajat Celsius.
"Pagi, sekitar pukul 06.30 kami akan adakan apel persiapan dengan tim," kata Edy.
Kondisi jasad yang tak utuh menyulitkan kerja tim forensik dan tim medis untuk mengidentifikasi jenazah, Senin (29/10/2018) atau pada hari kecelakaan terjadi.
"Jasad yang kami terima sejauh ini tidak utuh. Banyak yang hanya berupa kulit dan daging. Tim pemeriksa sidik jari dan gigi tidak bisa langsung bekerja," kata dia saat ditemui di Posko Post Mortem Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-610.
Senin malam, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sempat mendatangi posko tersebut. Sri hadir untuk memastikan penemuan sejumlah korban yang bekerja di lingkungan Kementerian Keuangan.
Kepada Edy, Sri sempat menanyakan apakah tidak ada potongan jasad yang mudah diidentifikasi, seperti tengkorak atau anggota tubuh tertentu. Namun, Edy belum bisa memberi kepastian.
Jawaban serupa juga diterima sejumlah keluarga korban yang mendatangi Posko Post Mortem. Di RS Polri sendiri telah dibuka Posko Ante Mortem untuk keluarga korban melaporkan identitas korban.
Edy menjelaskan, ada tiga kriteria pemeriksaan utama untuk identifikasi jasad, yaitu gigi geligi, sidik jari, dan DNA. Jika dua dari kategori tersebut terpenuhi, maka jasad sudah bisa bisa diidentifikasi.
Namun, jika hanya satu kriteria yang dapat dipastikan, pemeriksaan fakta medis bisa dilakukan. Fakta tersebut seperti jenis kelamin, perkiraan umur, hingga ciri lain seperti tato. Informasi untuk penentuan kriteria korban tersebut didapatkan dari keluarga korban yang harus melaporkan data ante mortem.
Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri akan menyiapkan 66 dokter forensik. Ditambah beberapa dokter dari RS Polri, tim Mabes, tim Polda Metro, tim dari Polda Jawa Barat, dan tim dari rumah sakit lain, total tim yang dikerahkan untuk mengidentifikasi 189 korban jatuhnya pesawat sekitar 100 orang.
Tim tersebut tidak hanya dokter forensik, tetapi juga tim sidik jari, tim gigi, tim foto, pemulasaran, pembalseman, hingga psikologi. Sekitar 20 meja otopsi juga tersedia di instalasi forensik RS Polri. (ERIKA KURNIA)