Pemilik Leicester City Termasuk Korban Tewas Kecelakaan Heli
Oleh
ROBERT ADHI KSP
·4 menit baca
LEICESTER, SENIN — Pemilik klub Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha (61 tahun) termasuk salah satu korban yang meninggal dunia yang berada dalam helikopter yang jatuh dan terbakar di luar stadion King Power, Leicester, Inggris, Sabtu (27/10/2018) lalu.
Konfirmasi atas identitas Vichai diumumkan klub itu hari Senin (29/10/2018) dinihari WIB berdasarkan penyelidikan Kepolisian Leicestershire dan Badan Penyelidik Kecelakaan Udara. Vichai biasa menggunakan helikopter untuk menyaksikan pertandingan kandang dan tandang Leicester City. Vichai baru saja menonton klub miliknya bermain imbang 1-1 dengan West Ham di stadion King Power.
Selain Vichai, penumpang heli yang juga meninggal adalah dua stafnya yaitu Nursara Suknamai dan Kaveporn Punpare, pilot Eric Swaffer, dan Izabela Roza Lechowicz.
Menurut Kepolisian Leicestershire seperti dikutip BBC, Lechowicz pindah dari Polandia ke Inggris tahun 1997, dan Swaffer, pilot profesional, hidup bersama di Camberley, Surrey. Lechowicz terpilih oleh kedutaan besar negaranya di London sebagai salah satu dari 18 perempuan luar biasa yang memberi inspirasi bagi komunitas di Inggris untuk menjadi pilot.
The Bangkok Post menyebutkan, Nursara Suknamai dikenal di Thailand sebagai Miss Photogenic dalam kompetisi Miss Thailand Universe 2005.
Vichai Srivaddhanaprabha membeli Leicester City pada 2010 senilai 39 juta Poundsterling, dan di bawah kepemilikannya, Leicester City meraih juara Liga Premier Inggris pada 2016.
Dalam pernyataannya, Leicester City mengatakan, “hati dan pikiran klub bersama keluarga Srivaddhanaprabha dan keluarga semua korban yang meninggal pada saat-saat kehilangan ini.”
Klub Leicester mendeskripsikan Vichai Srivaddhanaprabha sebagai, “seorang lelaki baik yang murah hati, dan seorang lelaki yang hidupnya ditentukan dengan cinta yang ia persembahkan untuk keluarga dan orang-orang yang dengan sukses dipimpinnya.”
“Leicester City adalah sebuah keluarga di bawah kepemimpinannya. Kami berduka atas kematiannya dan tetap mempertahankan visi klub yang menjadi warisannya,” demikian pernyataan klub.
Sebuah buku ucapan duka cita akan dibuka di Stadion King Power sejak Selasa (30/10/2018) pagi. Pertandingan Leicester melawan Southampton yang dijadwalkan digelar hari Selasa malam ditunda.
Klub ini menambahkan, “sungguh sangat menyentuh tanggapan komunitas pecinta sepakbola, termasuk nyala warna biru putih di atas lengkungan Stadion Wembley, London.”
Kapten klub Wes Morgan dalam akun twitternya menyampaikan, “Benar-benar patah hati dan hancur mendengar berita tentang pimpinan kami. Seorang lelaki yang dicintai dan dipuja setiap orang di LCFC.”
Penjaga gawang Leicester, Kasper Schmeichel, saksi mata yang berlari ke lokasi jatuhnya helikopter saat insiden itu terjadi. “Srivaddhanaprabha telah mengubah sepakbola selamanya,” kata Schmeichel. “Saya tidak percaya ini telah terjadi. Saya sungguh hancur dan patah hati,” lanjutnya.
CEO Liga Inggris Richard Scudamore mengatakan, “Vichai seorang lelaki yang menyemangati permainan dengan kesopanan dan pesona. Kami akan sangat merindukannya. Dampaknya bagi Leicester, klub dan kota, akan dikenang selamanya.”
Paris Saint-Germain, Inter Milan, West Ham United, Tottenham Hotspur, Nottingham Forest, dan Swansea City termasuk klub-klub yang menyampaikan ucapan duka cita kepada Leicester.
Siapa Vichai
Vichai Srivaddhanaprabha adalah pemilik dan chairman perusahaan duty-free King Power International Group, dan memiliki kekayaan sekitar 2,9 miliar Poundsterling.
Dia membeli Leicester pada 2010 senilai 39 juta Poundsterling, menghapuskan semua utang klub, meminta pelatih Italia Claudio Ranieri untuk melatih klub dan menambah sejumlah pemain lainnya.
Vichai menyaksikan klub itu meraih gelar juara Liga Inggris empat tahun kemudian pada musim 2015/2016. Padahal peluang Leicester merebut juara liga hanya 5.000 dibanding 1. Kisah kemenangan Leicester City itu termasuk cerita sepakbola terbaik sepanjang masa.
Namun orang keempat terkaya di Thailand itu sangat jarang bersedia diwawancarai terkait Leicester City. Sebaliknya di Thailand, Vichai dikenal sebagai pendiri King Power, pemilik jaringan duty-free di Thailand. Bisnis yang didirikannya sejak 1989 itu berkembang pesat seiring pertumbuhan pariwisata Thailand 20-30 tahun terakhir. Vichai memiliki empat orang anak, semuanya terlibat dalam perusahaan King Power.
Seorang penggemar sepakbola di Bangkok mengatakan, Vichai juga membantu mengembangkan sepakbola Thailand, membawa timnas Thailand makin diakui dunia. "Vichai orang penting yang meningkatkan sepakbola Thailand ke jenjang lebih tinggi," kata Apichart Jitratkavee, seorang pendukung Leicester di Bangkok kepada AFP. (BBC/AFP/BANGKOK POST)