Pemkab Lombok Utara Undang Aplikator Hunian Tahan Gempa
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Lombok Utara Nusa Tenggara Barat, mengundang para aplikator lokal dan luar daerah sebagai penyedia bahan bangunan untuk membangun rumah warga yang rusak akibat gempa. Kehadiran lebih banyak aplikator untuk mempercepat penyelesaian hunian tetap warga berstandar tahan gempa.
“Yang perlu diingat, rehabilitasi dan rekonstruksi rumah puluhan ribu, tentu aplikator yang ada saat ini tidak mampu memenuhi permintaan kebutuhan masyarakat dalam waktu cepat, sehingga perlu lebih banyak lagi aplikator,” kata Bupati Lombok Utara, Najmul Akhar, Senin (29/10/2018) di Tanjung, Pusat Pemerintahan Lombok Utara.
Menurut Bupati Najmul, saat ini aplikator yang menyuplai bahan bangunan rumah warga adalah Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat), Riko (Rumah Instan Konvensional) dan Rumah Instan Kayu (Rika). Masyarakat dibebaskan memilih model Risha, Riko dan Rika, meski seperti keputusan anggota 59 kelompok masyarakat (pokmas) Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, yang dominan memilih model Risha. Risha memiliki sistem rangka strukturnya adalah beton bertulang, sedang struktur Rika berupa panel kayu.
Namun jumlah tempat tinggal masyarakat yang rusak, tidak bisa dipenuhi bahan baku rumah dalam waktu cepat. Oleh sebab itu, Pemkab Lombok Utara mengundang pengusaha lokal termasuk pengusaha luar daerah untuk berpartisipasi sebagai penyuplai bahan bangunan bagi warga. Selain itu pemkab juga mendidik 50 warga untuk membuat dan merakit cetakan beton modular.
“Cuma mereka ini hanya tukang dan punya sertifikat, tidak punya modal. Makanya kami berharap para pengusaha dan Kadin Lombok Utara, mau memodali tentu bekerja sama dengan pokmas, guna percepatan penyelesaian rumah,” kata Najmul yang dalam waktu dekat mengundang pihak dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sebagai aplikator, yang membuat contoh rumah berangka baja dan pengerjaan satu unit selama enam hari.
Menurut Kepala Bagian Humas Pemkab Lombok Utara, Dedi Mudjadid, hasil verifikasi tercatat 57.214 rumah yang rusak berat. Dari jumlah itu, berdasarkan konfirmasi dari Bank BRI sebanyak 41.385 warga yang memiliki buku rekening. Dari 41.385 rekening itu, yang sudah terisi 13.338 orang, dengan nilai kumulatif sekitar Rp 300 miliar lebih.
Sementara Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah Lombok Barat, M Najib, mengatakan, saat ini masih melakukan validasi setelah proses verifikasi kerusakan rumah warga. Data sementara terdapat 72.222 rumah rusak meliputi 13.942 unit rusak berat, 12.668 unit rusak sedang dan 45.000 rusak ringan. Saat ini sudah terbentuk 111 pokmas, sementara 133 pokmas yang masih dalam proses pembentukan.
Dari 111 pokmas yang beranggotakan 10 hingga 15 orang, sebanyak 18 pokmas di antaranya sedang membangun rumah medel Risha, yakni pokmas diDusun Batu Kantar, Desa Narmada, Lombok Barat.