JAKARTA, KOMPAS - Pencarian korban dan serpihan pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018), oleh Tim Badan SAR Nasional yang menggunakan Kapal Negara SAR Basudewa akan dilanjutkan pada Selasa (30/10/2018) pagi. Belum ditemukan satu pun korban selamat.
Hingga Senin malam, tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Jakarta telah melaksanakan pencarian di permukaan laut, sedangkan 45 personel Basarnas Special Group (BSG) melakukan tiga penyelaman mulai siang hingga 17.30 WIB.
Penyelaman dilakukan dengan bantuan 10 penyelam Kepolisian Air Polda Metro Jaya, 41 penyelam Detasemen Jalamangkara dan Batalyon Intai Amfibi TNI AL, serta 30 penyelam Komando Pasukan Katak TNI AL. Karena keterbatasan jarak pandang di malam hari, pencarian akan dilanjutkan Selasa pagi.
Penyelaman dilakukan pada kedalaman 32 meter di bawah permukaan laut dan jarak 1-2 mil nautikal (1,8-3,7 kilometer) dari titik KN SAR Basudewa mengapung. "Tidak ada hambatan pada pencarian di permukaan laut, tetapi penyelaman cukup sulit," kata Komandan BSG Charles Batlajery di atas KN SAR Basudewa.
Charles mengatakan, evakuasi jenazah hanya dilakukan dengan cara penyelaman. Penyelaman dibantu beberapa kapal motor kecil yang dapat diisi sekitar 10 orang.
Pantauan Kompas, keadaan perairan Tanjung Karawang tempat KN SAR Basudewa mengapung cukup tenang. Gelombang di permukaan hanya terbentuk dari terjangan kapal-kapal yang bergerak. Udara terasa lembab dan gerah karena nyaris tidak ada tiupan angin.
Tim Basarnas di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 sempat mengirimkan tambahan logistik seperti makanan dan air minum yang diperkirakan cukul untuk 30 personel Basarnas di KN SAR Basudewa.
Pengiriman menggunakan kapal milik Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan BC6900. Perjalanan dari JICT 2 menuju KN SAR Basudewa memakan waktu 1 jam dengan jarak tempuh kurang lebih 37 kilometer. Beberapa personel Basarnas dari JICT menggantikan para personel yang telah terlibat evakuasi sejak pagi.
Empat kantong jenazah dipindahkan dari KN SAR Basudewa ke kapal BC6900, satu di antaranya berisi potongan tubuh korban sementara sisanya berisi serpihan badan pesawat. Hingga Senin malam, Basarnas mencatat 10 kantong berisi jenazah telah dibawa dari lokasi jatuhnya pesawat menuju JICT 2. Namun, petugas juga memasukkan serpihan badan pesawat dan barang-barang penumpang ke dalam kantong jenazah.
Jenazah korban yang ditemukan berbentuk potongan-potongan tubuh. "Belum ada jenazah yang bagian tubuhnya utuh. Semuanya dalam potongan-potongan. Bagian tengah tubuh seperti perut itu yang paling besar yang kami temukan. Selain itu ada batok kepala dan kaki anak kecil," kata Charles.
Sukarelawan dari Indonesian Divers Rendra Herthiadi mengatakan, malam ini tim BSG yang dibantunya akan memanfaatkan waktu untuk melakukan pemetaan perairan untuk mengefisienkan penyelaman dan penyelamatan. Efisiensi juga dapat ditingkatkan dengan adanya sidescan sonar yang akan dikirim dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
"Penyelamatan dengan penyelaman saja biasanya kurang efektif. Besok akan ada peralatan sidescan sonar untuk survei bawah laut. Peralatan baru dikirim malam ini," kata Rendra.
Berdasarkan pengalaman Rendra saat menjadi sukarelawan dalam pencarian korban dan badan pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang pada akhir 2014, pencarian dapat berlangsung selama tujuh hari. Namun, pencariaj dapat diperpanjang dalam beberapa kondisi. "Misalnya, kalau jumlah korban yang teridentifikasi belum sesuai manifes, pencarian dilanjutkan," ujar Hendra.
Di JICT 2, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Basarnas Suhri Sinaga mengatakan, tim BSG belum dapat menemukan lokasi yang koordinat pencarian yang tepat. Kendala yang dihadapi antara lain arus di permukaan laut setinggi 1-1,5 meter dan jarak pandang yang terbatas.
Suhri menambahkan, belum ada korban yang dapat diidentifikasi. "Identifikasi akan dilakukan bagian DVI (disaster victim identification) RS Polri Kramat Jati," ujar Suhri.
Di lain pihak, Kepala Basarnas Jakarta Hendra Sudirman mengatakan, pencsrian akan berlangsung 24 jam dengan metode visualisasi di permukaan laut maupun dengan marine detector. Adapun tubuh utama pesawat (main body) belum dapat ditemukan karena alat emergecy locator transmitter (ELT) belum memberikan sinyal balik atau ping.
Secara keseluruhan, bedasarkn data dari posko Basarnas, pencarian korban menggunakan 29 kapal dari Basarnas, Kepolisian Air Polda Metro Jaya, Kementerian Perhubungan, TNI AL, dan Kapal Bea Cukai Kementerian Keuangan. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.