JAKARTA, KOMPAS - Agung Wicaksono resmi menggantikan Budi Kaliwono sebagai Direktur Utama PT Transportasi Jakarta. Pergantian itu diputuskan melalui RUPS Luar Biasa Sirkuler (keputusan di luar RUPS Fisik), Senin (29/10/2018) siang di kantor Badan Pembinaan BUMD Pemprov DKI Jakarta.
Yurianto, Kepala BP BUMD DKI Jakarta melalui siaran pers yang dirilis Senin sore menjelaskan, dalam RUPS LB terdapat penggantian pengurus PT Transportasi Jakarta untuk penyegaran direksi dan melengkapi pengurus yang sudah ada agar TransJakarta dapat melayani masyarakat lebih efektif dan efisien. Lalu pada PT MRT Jakarta dilakukan peremajaan dan penyegaran direksi guna melengkapi pengurus yang sudah ada agar dapat segera menyiapkan diri dalam rangka mengoperasionalkan MRT Jakarta tepat pada waktunya.
Surat penggantian direksi itu ditandatangani Gubernur DKI Anies Baswedan 26 Oktober 2018 dan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo sebagai pemegang saham yang lain pada Senin 29 Oktober 2018.
Untuk PT Transportasi Jakarta, RUPS LB memberhentikan Andri Yansyah dari jabatannya sebagai Komisaris, lalu mengangkat Danang Parikesit sebagai Komisaris. RUPS LB juga memberhentikan Budi Kaliwono dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Transportasi Jakarta dan mengangkat Agung Wicaksono yang sebelum ini adalah Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta sebagai Direktur Utama PT Transportasi Jakarta.
RUPS LB juga mengangkat Welfizon Yuza yang sebelumnya Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transportasi Jakarta menjadi Direktur Keuangan PT Transportasi Jakarta. Posisi Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transportasi Jakarta lalu diisi Achmad Izzul Waro, yang adalah anggota TGUPP.
"Dalam RUPS LB hari ini saya mendapatkan amanah untuk melanjutkan hasil karya pak Budi Kaliwono di PT Transportasi Jakarta," jelas Agung Wicaksono usai acara serah terima jabatan di kantor BP BUMD Pemprov DKI Jakarta.
Dalam keterangannya, Agung menjelaskan, satu kata yang paling mengemuka dari Anies Baswedan saat ia dipanggil menghadap pada Kamis (25/10/2018) adalah integrasi. "Kata integrasi itu yang dalam beberapa hari ke depan akan betul-betul dipelajari dan akan dijabarkan bagaimana ini dilakukan," jelas Agung.
Agung menjelaskan, integrasi itu utamanya ada di internal TransJakarta sendiri. Kedua, adalah integrasi operator-operator. Ketiga adalah integrasi antar moda, yaitu antarmoda yang berbasis jalan dengan moda berbasis rel, MRT dan LRT.
Sementara Budi Kaliwono mengatakan, untuk pergantian itu alasannya memang lebih ke penyegaran. Tentang pergantian dirut, ia menyatakan selama tiga tahun terakhir ia sudah melakukan segala hal secara maksimal.
Pada 2018, kata Budi, jumlah penumpang naik 40 persen dibandingkan tahun lalu. Dibandingkan dengan tiga tahun lalu, kenaikan jumlah penumpang pada 2018 mencapai 90 persen yaitu dari 102 juta orang menjadi 190 juta orang.
"Hari ini Jakarta tidak ada kalau tidak ada TransJakarta. TransJakarta ada bisa melayani warga. Jadi memang positif TransJakarta," jelas Budi.
Dengan masuknya Agung, Budi yakin, angka keterangkutan penumpang bisa meningkat. "Bulan ini saya yakin 19 juta pelanggan. Akhir Desember kita dapat 190 juta, naik dari tahun lalu yang 144,8 juta orang. Sementara di 2016, kita mengangkut 123,7 juta orang pelanggan. Dengan masuknya pak Agung, mestinya tahun depan bisa 300 juta orang apalagi dengan adanya integrasi," jelas Budi.
Tentang peningkatan jumlah penumpang dan layanan itu juga diakui Izzul Waro. Dalam posisinya sebagai anggota TGUPP yang kemudian mendapat jabatan baru, ia melihat TransJakarta meningkat sangat signifikan di bawah pengelolaan Budi Kaliwono dan tim. "Signifikan ya. Dari 400.000 sekarang bisa 700.000an penumpang per hari," jelas Izzul.
Agung sendiri juga mengakui tantangan terbesar yang ia hadapi adalah bagaimana melanjutkan karya Budi Kaliwono dan bisa lebih dari Budi Kaliwono. "Itu tantangan. Saya akan lakukan yang terbaik untuk itu," jelasnya.
Untuk layanan dan target penumpang, untuk tahun ini ia menandatangani kontrak kinerja target jumlah penumpang 800.000 orang pee hari. "Jadi itu yang saya tandatangani sesuai target di kontrak kerja," jelas Agung.
Terpisah, melihat pergantian direksi itu Gembong Warsono, Ketua Fraksi PDI Perjuangan PDI Perjuangan DPRD DKI menyatakan, PDI Perjuangan melihat langkah itu memang hak gubernur untuk mengganti direksi. Apalagi gubernur maunya meningkatkan pelayanan angkutan umum.
Akan tetapi, melihat profil baru di jajaran direksi transjakarta, ia mengkritisi sebaiknya itu bukan sekadar bagi-bagi jabatan. Hal itu akan terjawab seiring waktu saat operasional sudah berjalan di bawah direksi baru. "Kami akan memantau terus supaya pelayanan tidak berdampak," tegas Gembong.
Pernyataan itu muncul karena ada anggapan di luar bahwa pemilihan direksi yang dilakukan Anies berdasarkan kepentingan bagi-bagi jabatan. Khususnya karena Izzul Waro adalah anggota TGUPP.
Menanggapi hal itu Izzul menjelaskan, ia terpilih mengisi jabatan baru melalui proses seleksi yang dilakukan panitia seleksi. Pansel itu sudah bekerja sejak awal tahun 2018. Ia menjelaskan ia mengikuti proses seleksi seperti yang lain, ada seleksi administratif, fit and proper test, juga tes yang lain.
"Terkait macam-macam rumor itu yang jelas jam setengah dua siang ini saya dapat pesan singkat diharap hadir di BP BUMD," jelasnya.
Dengan jabatan barunya, Izzul mengatakan, bahwa transpoetasi itu integrasi. Untuk perbaikan layanan maka satu sama lain moda bisa sinergi.
Sementara terkait dengan pergantian di tubuh direksi TransJakarta, perubahan juga terjadi di PT MRT Jakarta. Setelah memberhentikan Agung dan lalu mengangkatnya sebagai Dirut TransJakarta, RUPS LB juga mengangkat Muhammad Effendi sebagai Direktur Operasional dan Pemeliharaan MRT Jakarta; mengangkat Ghamal Peris sebagai Direktur Pengembangan dan Dukungan Bisnis (posisi direktur baru), dan mengangkat Mukhtasor sebagai Komisaris.