MRT Jakarta Hati-hati Selesaikan 3 Persen Sisa Pembangunan
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan konstruksi proyek transportasi massal cepat (MRT) Jakarta fase I, dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, sudah mencapai 97,08 persen. Tiga persen sisa pengerjaan proyek akan dilakukan hati-hati hingga waktu operasi yang dijadwalkan pada Maret 2019.
Direktur Utama PT Mass Rapid Transportation Jakarta William P Sabandar, Selasa (30/10/2018), mengatakan, pembangunan konstruksi tinggal menyelesaikan finishing, seperti interior stasiun dan pintu masuk. ”Pekerjaan ini butuh kehati-hatian. Tenggat yang tersisa tinggal 3 atau 4 bulan lagi,” kata William.
Pintu masuk stasiun bawah tanah Bundaran HI, di Jalan MH Thamrin, misalnya, masih dikerjakan pekerja konstruksi. Meski demikian, bentuk pintu masuk sudah terlihat dengan adanya kanopi, dinding kaca, dan dinding bawah yang menggunakan batu alami.
Pengerjaan interior juga dilakukan untuk menyiapkan lokasi komersial di dalam stasiun. Oktober ini sudah terpilih 15 mitra ritel di dalam stasiun yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu makanan dan minuman, toko swalayan, dan mode dan aksesori. Setiap stasiun memiliki dua sampai tiga ruang untuk menempati gerai ritel tersebut.
”Untuk ritel ini, kami harus pastikan mereka adaptif dengan kondisi stasiun MRT. Sebab, di stasiun tidak boleh ada api dan sistem pembuangan airnya khusus,” ujarnya.
Oktober ini sudah terpilih 15 mitra ritel di dalam stasiun yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu makanan dan minuman, toko swalayan, dan mode dan aksesori. Setiap stasiun memiliki dua sampai tiga ruang untuk menempati gerai ritel tersebut.
Sepuluh dari 13 stasiun akan diisi mitra ritel tersebut, sementara sisanya disediakan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah. Pada awal Oktober, MRT Jakarta dan Badan Ekonomi Kreatif sudah menandatangani nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama untuk dapat mempromosikan produk dan jasa kreatif. Gerai UMKM akan ditempatkan di Stasiun Sisingamangaraja, Stasiun Haji Nawi, dan Stasiun Blok A.
Dari segi operasionalisasi, rangkaian kereta pertama MRT Jakarta telah memasuki commissioning test atau pengecekan seluruh sistem sejak Agustus 2018. Uji coba rangkaian secara otomatis atau tanpa masinis juga sudah dilakukan. Keberadaan masinis nantinya hanya diperlukan untuk membuka dan menutup pintu rangkaian serta mengantisipasi situasi darurat.
”Tanggal 12 November, uji coba sistem perkeretaapian secara terintegrasi oleh kontraktor. Desember nanti, uji coba kereta kedua di jalur utama. Februari 2019, uji coba yang akan dilaksanakan adalah uji coba operasi sistem oleh MRT,” papar William yang memastikan operasi komersial tepat waktu pada Maret 2019.
Sejauh ini, sembilan rangkaian kereta sudah berada di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Tujuh rangkaian kereta lainnya akan didatangkan secara bertahap. (ERIKA KURNIA)