KARAWANG, KOMPAS – Pencarian pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018), dilakukan lewat air dan udara di sekitar Pantai Tanjung Pakis, Karwang, Selasa. Pencarian oleh tim gabungan menggunakan perahu karet, kapal cepat, helikopter, dan paramotor.
“Kami sudah memantau melalui udara menggunakan helikopter. Terdapat lebih dari 30 kapal berbagai ukuran yang mencari lewat laut,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto.
Agung mengatakan, penyisiran tim gabungan menemukan sejumlah potongan tubuh manusia yang diduga bagian tubuh korban pesawat Lion Air. Potongan tubuh tersebut kemudian dibawa ke Tanjung Priok, Jakarta, untuk diidentifikasi di Rumah Sakit Polri.
Agung mengatakan, pencarian hari ini menggunakan sonar untuk menemukan lokasi badan pesawat. Penyelaman pun tetap dilakukan hingga pukul 17.00.
“Sesuai prosedur penyelaman hingga pukul 17.00. Namun, untuk penyisiran permukaan dilakukan selama 24 jam,” ujarnya.
Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah berharap, dengan menggunakan sonar, pencarian badan pesawat akan lebih efektif. Sebab, saat tim penyelam masih meraba-raba untuk mengetahui lokasi badan pesawat di sekitar titik ditemukannya puing-puing pesawat dan potongan tubuh manusia.
“Lumpur yang menjadi kendala dalam pencarian hari pertama juga diharapkan tidak terjadi lagi. Dengan begitu tidak mengganggu jarak pandang sehingga pencarian bisa maksimal,” ujarnya.
Deden mengatakan, pencarian pada hari kedua dilakukan di sekitar kawasan pantai. Nelayan dan warga juga diharapkan ikut memantau dan memberikan informasi jika menemukan puing-puing pesawat.
Pencarian juga melibatkan atlet paramotor Indonesia. Sejumlah atlet terbang di sekitar Pantai Tanjung Pakis. Atlet memantau dari udara dan akan melapor kepada tim gabungan di laut jika melihat badan pesawat.
“Kami berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional. Selain itu juga bersinergi dengan pergerakan helikopter di udara,” ujar Ketua Paramotor Indonesia Cahyo Alkantana.
Menurut Cahyo, dengan kecepatan 50 kilometer per jam dan ketinggian 100 meter, memungkinkan atlet paramotor untuk mengamati objek-objek di laut dengan cukup jelas. Pencarian ini rencananya akan dilanjutkan di perairan Jakarta.
“Untuk hari ini penyisiran dilakukan di pinggiran. Jika tidak ada halangan, besok akan dilanjutkan ke perairan Jakarta dengan jangkauan lebih luas,” ujarnya.