AS Serukan Gencatan Senjata dan Perundingan Damai
WASHINGTON, SELASA -- Amerika Serikat menyerukan gencatan senjata dan perundingan damai di Yaman, Selasa (30/10/2018). Perundingan damai untuk mengakhiri perang saudara di negeri itu, kata Washington, akan dipimpin AS dan seharusnya dimulai, bulan depan.
Seruan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi mengirim lebih dari 10.000 anggota pasukan baru menuju Hodeida, kota pelabuhan yang dikuasai milisi pemberontak Houthi untuk melakukan sebuah serangan terbaru.
Mattis mengatakan, AS telah menyaksikan konflik "cukup lama". Ia menambahkan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, anggota koalisi pasukan Arab dukungan AS yang berperang melawan kelompok Houthi, siap berunding. "Kita mau tidak mau harus bergerak menuju upaya perdamaian di sini; tidak bisa lagi kita mengatakan akan mewujudkannya di masa depan,” kata Mattis di Institut Perdamaian AS di Washington.
“Kita harus melakukan ini dalam 30 hari ke depan.”
Melalui pernyataan tertulis, Menlu Pompeo mengatakan, serangan rudal dan pesawat nirawak oleh kelompok Houthi terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) harus dihentikan. Selain itu, lanjut Pompeo, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi harus menghentikan serangan udara ke seluruh area yang dihuni penduduk di Yaman.
Selama perang Yaman berlangsung, AS membantu koalisi pimpinan Arab Saudi dengan mengisi bahan bakar ke jet-jet tempur dan memberikan pelatihan dalam menarget sasaran.
Yaman adalah salah satu negara Arab termiskin. Negara itu menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di dunia akibat perang yang berlangsung hampir empat tahun antara milisi pemberontak Houthi dukungan Iran dan pasukan pemerintah yang diakui internasional dukungan Arab Saudi, UEA, dan Barat.
"Sekarang saatnya untuk gencatan senjata dari permusuhan, termasuk serangan rudal dan UAV (pesawat nirawak) dari area-area yang dikontrol Houthi ke Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," kata Pompeo.
"Selanjutnya, serangan udara Koalisi harus dihentikan di seluruh area yang dihuni warga di Yaman."
Selama perang Yaman berlangsung, AS membantu koalisi pimpinan Arab Saudi dengan mengisi bahan bakar ke jet-jet tempur dan memberikan pelatihan dalam menarget sasaran. Pompeo bulan lalu menyatakan, ia menyampaikan pada Kongres AS bahwa Arab Saudi dan UEA mengupayakan mengurangi jumlah korban warga sipil.
Pertemuan di Swedia
Mattis menyatakan, seruan AS ditujukan pada semua pihak yang bertikai di Yaman. Mereka diajak untuk bertemu dengan Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, di Swedia pada bulan November ini dan didorong untuk menemukan solusi dalam konflik di Yaman.
Hubungan AS-Arab Saudi terlihat agak membeku dalam beberapa pekan terakhir setelah pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi, pengritik keras Kerajaan Saudi, di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Kasus ini telah mencoreng citra Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, yang disebut banyak kalangan sebagai sosok yang harus bertanggung jawab dalam pembunuhan Khashoggi.
Arab Saudi dan sekutunya ikut campur tangan dalam konflik antara Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi, yang pemerintahannya diakui oleh PBB, dan kelompok Houthi pada tahun 2015. Hampir 10.000 orang tewas di Yaman. Negara itu kini berada di ambang bencana kelaparan. Lebih dari 22 juta warga Yaman--tiga perempat dari penduduk negeri itu--sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Jelang serangan baru
Seruan Washington terkait konflik di Yaman dikeluarkan di tengah rencana pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi ke Hodeida, kota pelabuhan yang strategis dan menjadi pintu akses penyaluran logistik dan bantuan kemanusiaan di Yaman. “Koalisi pro-pemerintah mengerahkan bala bantuannya ke pantai Laut Merah menjelang serangan baru di Hodeida dalam beberapa hari," kata seorang pejabat militer.
Seruan AS tersebut juga muncul di tengah aneka kecaman yang sengit dari masyarakat internasional terkait perannya dalam mendukung koalisi pimpinan Arab Saudi.
Sumber tersebut mengungkapkan, mereka juga akan "mengamankan wilayah yang dibebaskan" dari pemberontak Houthi dukungan Iran. Pasukan Sudan, negara anggota koalisi, telah berpindah ke daerah sekitar kota Hodeida.
Di pihak lain, milisi Houthi selama 10 hari terakhir telah menempatkan para anggota kombatannya di atap-atap bangunan di kota Hodeida. Kota pelabuhan tersebut merupakan titik masuk bagi lebih dari 70 persen impor ke negara itu.
Seruan AS tersebut juga muncul di tengah aneka kecaman yang sengit dari masyarakat internasional terkait perannya dalam mendukung koalisi pimpinan Arab Saudi, terutama setelah serangkaian serangan udara pasukan koalisi menewaskan sejumlah warga sipil.
Mattis mengatakan, dukungan AS pada koalisi pimpinan Arab Saudi utamanya diberikan dengan memandu Angkatan Udara Arab Saudi dalam meningkatkan target serangan dan tidak menjatuhkan bom-bom di area-area yang mereka ragu dengan sasaran serangan. "Tujuan kami saat ini adalah untuk mencapai tingkat kapabilitas pasukan yang berperang melawan kaum Houthi bahwa mereka tidak membunuh orang yang tidak bersalah," ujarnya.
Gencatan senjata versi AS
Mattis menambahkan, gencatan senjata harus didasarkan pada mundurnya pemberontak Houthi dari perbatasan dan terciptanya gencatan senjata, dan seluruh pihak harus bersatu untuk mengakhiri perang. “Hal itu memungkinkan Utusan Khusus Martin Griffiths untuk mengumpulkan mereka di Swedia dan mengakhiri perang ini. Itulah satu-satunya cara kita agar benar-benar menyelesaikan ini," katanya.
Bulan lalu, perundingan damai yang dipimpin PBB gagal digelar setelah pimpinan pemberontak Houthi menolak terbang ke Geneva untuk berunding. Menurut pihak Houthi, PBB gagal menjamin untuk mengembalikan mereka kembali dengan selamat ke Sana\'a, kota yang telah dikendalikan kelompok itu sejak 2014 lalu.
Pompeo mengatakan, perundingan damai akan ditujukan untuk menerapkan langkah-langkah membangun kepercayaan guna mengatasi isu-isu mendasar terkait konflik di Yaman, demiliterisasi perbatasan, dan konsentrasi semua senjata berat di bawah pengawasan internasional.
"Penghentian permusuhan dan pemberlakuan kembali jalur politik akan membantu meringankan krisis kemanusiaan juga,” kata Pompeo. “Sudah waktunya mengakhiri konflik ini, ganti konflik dengan kompromi dan biarkan rakyat Yaman menyembuhkannya melalui perdamaian dan rekonstruksi.”
(AFP)