JAKARTA, KOMPAS – Indonesia dinilai memerlukan wirausahawan berbasis teknologi, setidaknya dua persen dari total penduduk, agar bisa tumbuh lebih tinggi. Kawasan iptek atau science techno park dapat mendorong pemanfaatan teknologi informasi bagi generasi muda.
Direktur Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Iwan Sudrajat dalam pertemuan “Asian Science Park Association (ASPA) Business Meeting ke-29” di Jakarta, Selasa (30/10/2018), berpendapat, techno park harus bisa mengembangkan teknologi, memberikan pelayanan teknologi, dan menghasilkan perusahaan berbasis teknologi sehingga berdampak terhadap ekonomi, terutama ekonomi daerah.
Pada kesempatan itu, BPPT melalui Balai Inkubator Teknologi mengikutsertakan 20-an usaha rintisan untuk bertemu dengan 20 perusahaan berbasis teknologi dari Korea Selatan, Hongkong, dan Malaysia. Usaha rintisan itu diharapkan bisa menjalin komunikasi dan menimba pengetahuan dari perusahaan-perusahaan dari luar negeri. Tak tertutup kemungkinan kerja sama lanjutan.
Menurut Iwan, teknologi terutama teknologi informasi dapat menjadi pendorong munculnya wirausahawan baru. Terlebih, saat ini makin banyak golongan usia muda Indonesia yang disebut sebagai bonus demografi. Publikasi Statistik Indonesia 2018 menunjukkan, jumlah penduduk usia 15-39 tahun pada 2017 sebagai proksi milenial pada 2019 jumlahnya 105 juta jiwa, 55 persen dari total penduduk. (Kompas 15/10/2018)
Teknologi informasi, kata Iwan, harus dimanfaatkan agar bonus demografi berperan mendorong ekonomi Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. Dengan teknologi informasi, ekonomi berbasis inovasi dan kreativitas dapat dikembangkan. Modalnya, banyak anak usia muda yang melek teknologi.
Kemajuan Korea Selatan saat ini dinilai merupakan hasil dari pengembangan teknologi sejak tahun 1970-an. Demikian pula Tiongkok yang berkembang menjadi raksasa ekonomi dunia. Bagi Indonesia, setidaknya perlu 2 persen penduduk yang berwirausaha dengan basis teknologi.
Saat ini, BPPT mendampingi 9 techno park. Sementara, sejak 2001, BPPT telah mendampingi 50 usaha rintisan. Lewat inkubator, usaha rintisan mendapatkan pembinaan dan jaringan sehingga bisa berkembang lebih cepat.
Sementara itu, Secretary General of ASPA Sunkook Kwon mengatakan, pihaknya banyak memfasilitasi usaha kecil dan menengah potensial di berbagai negara untuk bekerja sama. Dari pertemuan itu diharapkan tercipta kerja sama baru.