JAKARTA, KOMPAS -- Sejumlah tim evakuasi yakin sudah temukan sinyal black box atau kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin lalu.
Salah satunya adalah tim evakuasi dari Kapal Riset (KR) Baruna Jaya 1. Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Muhammad Ilyas menyakini tim evakuasi menemukan titik koordinat benda yang diduga kuat, black box atau kotak hitam pesawat."Insya Allah saya yakin 100 persen sinyal itu dari black box," ujar Ilyas saat dihubungi Kompas, Rabu (31/10/2018) malam.
Sinyal tersebut menurut Ilyas berasal dari Ping Locater Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan transmitter responder BPPT. Sinyal black box yang tertangkap transmiter responder Ultra Short Base Line KR Baruna Jaya 1 berada pada koordinat S 05 48 48 .051 - E 107 07 37 .622 dan pada koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.393.
"Keduanya bekerja dengan pengiriman frekuensi 37.5 KHz ke black box. Lalu punya beacon dengan frekuensi 37.5 KHz juga," lanjut Ilyas. Kedua sinyal ping tersebut diperkirakan berasal dari kedalaman sekitar 35 meter.
Penemuan serupa dikonfirmasi juga oleh Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono. Hingga Rabu pukul 21.00 belum ada tim evakuasi yang berhasil mengangkat kotak hitam. "Malam ini kita sedang turunkan ROV ke lokasi sinyal ping locator. Penyelam tidak diizinkan turun malam ini, berbahaya," ucap Soerjanto.
Penyelaman pada malam hari menurut Soerjanto terkendala kondisi dasar laut yang berlumpur dan jarak pandang yang terbatas. Soerjanto menambahkan, arus di dasar laut saat malam hari lebih kencang.
Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Nugroho Budi Wiryanto dalam konferensi persnya di Kantor Pusat Basarnas, Rabu malam mengatakan titik sinyal berada sekitar 400 meter di sebelah barat daya lokasi kejadian perkara. Ia menjelaskan, upaya pencarian akan dilanjutkan dilakukan Kamis (1/11/2018).
Kotak hitam hitam menjadi hal penting dalam pencarian ini karena alat tersebut mampu memberikan informasi terkait data penerbangan dan data suara sebelum peswat itu terjatuh. Setelah ditemukan, seluruh data yang ada pada kotak hitam akan diunduh, diverifikasi dan dianalisis. Proses analisis ini menurut Soerjanto bisa memakan waktu 3 hingga 5 bulan, tergantung kompleksitas data.
Temuan
Upaya pencarian pada Rabu pagi hingga siang, terdiri dari pencarian udara menggunakan 6 heli. Adapun untuk pencarian di permukaan maupun di bawah air tim SAR membawa KRI Rigel yang dilengkapi dengan side scan sonar dan ROV, rescue boat 206 Bandung, Baruna Jaya, Dominos dan lain-lain.
Penyelaman yang dilakukan hari ini diprioritaskan pada lima titik area yang sudah diperhitungkan sebagai lokasi jatuhnya pesawat.
Pada Rabu siang, Basarnas sempat mendapatkan sinyal dari ping locator di sekitar lokasi pencarian. Basarnas menduga ada sebuah benda panjang di dasar laut. Panjang dari benda tersebut mencapai sekitar 16 meter. "Setelah kami cek ternyata itu bangkai kapal ikan serta benda semacam terumbu karang," ungkap Nugroho.
Mulai dari Senin hingga Rabu malam, sejumlah 56 kantong jenazah sudah dikirm ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi. Dari total kantong jenazah yang ditemukan, ada satu nama yang berhasil teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI). (KRISTI DWI UTAMI)