Jakarta, Kompas - Organisasi kemasyarakatan perempuan diharapkan bisa meningkatkan peran dalam pembangunan di Tanah Air. Dengan keunggulan yang dimiliki, keterlibatan perempuan dalam pembangunan diyakini dapat mengantarkan Indonesia menjadi negara yang maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Harapan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka Kongres XX Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Selasa (30/10/2018), di kawasan Kemayoran, Jakarta.
Kepada para peserta kongres yang berasal dari semua provinsi di Indonesia, Presiden Joko Widodo memaparkan keyakinan akan ketelitian, ketangguhan, dan kesiapan perempuan dalam melakukan sebuah pekerjaan.
”Oleh sebab itu, saya juga banyak berharap terhadap peran organisasi perempuan dalam membangun negara ini, termasuk peran Wanita Katolik Republik Indonesia,” kata Presiden saat menyampaikan pidato pembukaan kongres.
Hadir dalam acara itu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, serta Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Ignatius Suharyo.
Berdasarkan Harvard Business Review, perempuan memiliki harapan hidup lebih tinggi dibandingkan dengan kaum pria. Tidak hanya itu, perempuan juga diketahui lebih kuat dalam menghadapi persaingan.
Menurut Forum Ekonomi Dunia, perempuan memiliki otak yang lebih aktif dalam merespons empati. Selain itu, berdasarkan Publik Library of Science, perempuan memiliki kemampuan mengerjakan banyak hal dalam satu waktu atau multitasking lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Ketua Presidium DPP WKRI Yustina Rostiawati mengatakan, WKRI merupakan ormas perempuan tertua kedua setelah Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah. Sejak berdiri pada tahun 1924, WKRI turut memperjuangkan kemajuan masyarakat. Bersama tujuh organisasi lain, WKRI memprakarsai Kongres Perempuan pertama tahun 1928.
Selama ini, lanjut Yustina, WKRI juga melakukan berbagai kegiatan untuk mempertahankan dan merawat nilai-nilai Pancasila.