Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono dan Kepala Subdit I Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Calvijn Simanjutak saat konferensi pers di rumah sewaan di Kelapa Gading yang digunakan untuk memproduksi cairan rokok elektrik mengandung ekstasi, Rabu (31/10/2018).
JAKARTA, KOMPAS – Polisi menangkap 11 orang anggota sindikat pembuat cairan rokok elektrik berekstasi, Rabu (31/10/2018). Sindikat tersebut diketahui memiliki laboratorium produksi yang bertempat di sebuah rumah di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sebelumnya, polisi telah menangkap tiga anggota sindikat, yaitu TM, AG, dan ER. Dari penangkapan ketiga tersangka itu, polisi kemudian melakukan operasi lanjutan dan menemukan sejumlah tempat yang digunakan sindikat itu menjalankan aksinya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, sindikat tersebut menggunakan tempat di tiga lokasi berbeda untuk memproduksi dan memasarkan cairan rokok elektrik berekstasi. Selain rumah di Kelapa Gading, para tersangka menggunakan dua tempat lain sebagai lokasi berkumpul dan mengemas produk.
“Setelah produk dibuat di Kelapa Gading, mereka lalu mengemasnya di salah satu kamar Apartemen Basura. Sedangkan, salah satu kamar di Apartemen Paladian digunakan para tersangka untuk berkumpul,” kata Argo.
Kepala Subdit I Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Calvijn Simanjutak menambahkan, sebelas tersangka yang ditangkap berusia di bawah 30 tahun. “Mereka memanfaatkan jasa ojek daring dan paket ekspedisi untuk memasarkan produknya,” kata Calvijn.
Calvijn menerangkan, sindikat tersebut beroperasi dengan rapi. Para tersangka membatasi pembeli hanya pada lingkaran grup anggota. Mereka membagikan kaos dan stiker untuk mengidentifikasi anggota grup pembeli itu.
Cairan rokok elektrik yang dijual sindikat itu mengandung ekstasi atau 3,4 metulendioksi-metamfetamina (MDMA) dan 5-fluoro-ADB atau synthetic cannabinoid. Efek MDMA antara lain membuat penggunanya sangat aktif sehingga tidak cepat lelah. Dalam jangka panjang dapat mengakibatkan ketagihan, masalah ingatan, paranoia, susah tidur, dan detak jantung terlalu cepat, (Kompas, 26/10/2018).
Pada proses pembuatannya, tersangka mencampur 200 butir pil ekstasi ke dalam 2 liter cairan rokok elektrik. Dalam sehari, para tersangka bisa menghasilkan sekitar 400 kemasan cairan rokok elektrik mengandung ekstasi.
Pembeli baru harus mengenal anggota lama grup pembeli untuk dapat masuk dalam lingkaran jual beli cairan rokok elektrik mengandung ekstasi tersebut. “Jadi modelnya keanggotaannya bertingkat, jika sudah cukup lama jadi anggota, mereka bisa naik tingkatan menjadi penjual juga,” ujar Calvijn.
Saat ini, polisi masih memburu sejumlah tersangka lain, yaitu LT, TY, dan RK. Tersangka LT dan TY diduga memiliki peran yang kuat dalam sindikat tersebut. Kedua tersangka yang masih buron itu sempat memerintahkan tersangka lain untuk segera berkemas membawa sejumlah hasil produksi dan peralatan produksi portabel ke lokasi lain.
