SIDOARJO, KOMPAS - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berduka karena kehilangan tiga aparaturnya yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas. Tiga pegawai ini semuanya perempuan dan memiliki nama Dewi. Mereka adalah penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) lalu.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Yuli Rachmawati mengatakan tiga "dewi" yang dimaksud adalah Jannatun Cintya Dewi, Inaya Fatwa Kurnia Dewi, dan Dewi Herlina. Tiga "dewi" ini ditugaskan untuk melakukan pengawasan bahan bakar nabati jenis biodiesel 20 persen (B20) di Pangkal Pinang.
“Hari ini Kementerian ESDM mengantarkan Jannatun Cintya Dewi menuju ke peristirahatan terakhirnya. Masih ada dua "dewi" lagi yang menjadi perhatian kementerian,” ujar Yuli seusai menghadiri acara pemakaman Jannatun di Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Kamis (1/11/2018).
Jannatun Cintya Dewi merupakan korban pertama yang berhasil diidentifikasi oleh tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri. Jenazahnya langsung diserahkan kepada orangtua korban, Rabu malam dan diberangkatkan menuju ke rumah duka Kamis pagi.
Jannatun bekerja di Kementerian ESDM sejak Januari 2018. Sedangkan Inaya dan Dewi Kurnia belum ditemukan dan belum diketahui kondisinya. Inaya sudah bekerja selama 15 tahun dan Dewi Kurnia telah bekerja selama delapan tahun. Baik Jannatun, Inaya maupun Dewi tidak hanya berdedikasi tinggi melainkan juga cerdas dan memiliki prestasi kerja yang bagus.
Jannatun lulus dengan nilai cumlaude sebagai Sarjana Strata Satu Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Sebelum itu, dia mampu menyelesaikan pendidikan menengah atas melalui kelas akselerasi selama dua tahun di SMAN 1 Sidoarjo.
Tugas pengawasan B20 membuat Jannatun dan dua pegawai lainnya sering bepergian seperti ke Surabaya, Batam, Ambon dan Bali. Setelah terjadi musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 ini, Kementerian ESDM menunda sementara tugas pengawasan B20 di sejumlah daerah.
“Adanya peristiwa yang membuat terpukul ini, tugas pengawasan ditunda sementara selama seminggu,” ucap Yuli.
Seperti diberitakan sebelumnya, jenazah Jannatun tiba di rumah duka pagi tadi dan langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Jenazah anak pertama pasangan Bambang Supriyadi dan Surtiyem ini tiba pukul 07.00 diiringi isak tangis para pentakziah.
Kerabat korban Anton Wibowo mengatakan pihak keluarga menerima berita duka Senin siang beberapa jam setelah pesawat jatuh di perairan Karawang. Sorenya, orangtua korban Bambang dan Surtiyem langsung berangkat ke Jakarta.