Mantan Pelari Nasional dan Sekuriti GBK Saling Lapor ke Polisi
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS --Mantan pelari nasional Martha Kase melapor ke Polsek Metro Tanah Abang akibat dianiaya satpam kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (28/10/2018).
Martha mengaku tidak tahu motif penganiayaan itu. Sesuai keterangan polisi, kedua pihak justru saling melaporkan ke polisi.
Martha, peraih medali perak di SEA Games 1987 dari nomor lari 3.000 meter putri itu, Kamis (1/11), mengatakan, penganiayaan terjadi hari Minggu sekitar pukul 01.00 dini hari. Saat itu Martha sedang berteduh bersama seorang anaknya dan dua teman anaknya di plaza barat GBK Jalan Asia Afrika. Martha baru selesai mengikuti rapat di kantor PB PASI, Senayan.
“Tiba-tiba kami didatangi sekuriti GBK. Mereka tidak bicara apa-apa dengan saya. Mungkin saat itu mereka bicara dengan teman anak saya atau dengan anak saya, kurang jelas. Tiba-tiba kami diserang membabi-buta. Jumlah mereka sekitar 20 orang,” kata Martha.
Menurut Martha, akibat penganiayaan tersebut dia mengalami cedera pada kepala, bahu, kaki, dan tangan. Tangannya terluka karena menangkis pukulan. Setelah kejadian Martha langsung melaporkan peristiwa itu ke Polsek Metro Tanah Abang dan langsung dilakukan visum.
“Mereka banyak jadi saya tidak tahu satu per satu. Tapi kalau mereka dibariskan satu persatu saya bisa tunjuk. Waktu itu ada yang pakai seragam satpam,” ujarnya.
Kepala Polsek Metro Tanah Abang Ajun Komisaris Besar Lukman Cahyono menuturkan, sekuriti kompleks GBK sedang melakukan penertiban karena lokasi tersebut akan dipakai untuk kegiatan Jakarta Electric Marathon.
“Menurut versi sekuriti, korban menjual minuman kemudian diusir. Kemudian cekcok mulut dan saling pukul. Peristiwanya diawali dari penertiban penjual minuman di sekitar kawasan GBK,” kata Lukman.
Lukman melanjutkan, kedua pihak saling pukul dan akhirnya saling lapor ke polisi. Polisi akan melakukan mediasi karena korban tidak ada yang terlihat mengalami penganiayaan berat. Namun, polisi tetap mengumpulkan keterangan saksi dan bukti.
Mantan pelari nasional Eduardus Nabunome mengatakan, para korban saat itu tidak sedang berjualan. Mereka sedang berteduh dari hujan sambil menunggu kendaraan untuk pulang ke Karawaci. Mereka baru pulang dari rapat panitia lari marathon.
Menurut Eduardus, Martha memang berjualan di kawasan GBK. Namun, selama Asian Games dan Asian Para Games tidak berjualan lagi.