JAKARTA, KOMPAS - Pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas dinilai menunjukkan perkembangan yang positif dengan mulai masuknya investasi dan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara. Namun, agar target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2019 terwujud, perlu kerja sama semua pihak dan dukungan infrastruktur.
Hal itu terungkap di dalam diskusi media bersama Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) dan Kementerian Pariwisata di Jakarta, Rabu (31/10/2018). Ketua Tim Kelompok Kerja Bidang Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata, Hiramsyah S Thaib mengatakan, selain pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara (wisman), investasi mulai masuk, seperti di Mandalika senilai 2,1 miliar dollar AS dan Danau Toba Rp 6,1 triliun.
“Pembangunan 10 destinasi wisata prioritas tidak bisa selesai secara singkat. Perlu tahapan dan kerja sama semua pihak,”ujarnya.
Kementerian Pariwisata mencatat, jumlah wisman pada 2017 mencapai 14,4 juta orang, naik dari tahun 2016 yang 12,02 juta orang. Sampai akhir tahun 2018, jumlah wisman ditargetkan meningkat jadi 17 juta orang dan tahun depan 20 juta orang.
Wisatawan nusantara (wisnus) juga naik. Pada tahun 2017 tercatat 270,82 juta orang, naik dibandingkan tahun 2016 yang 264,33 juta orang. Tahun ini, kunjungan wisnus ditargetkan 270 juta orang.
Menurut Hiramsyah, target 20 juta wisman tahun 2019 memang perlu kerja keras. Namun, dirinya optimistis tercapai mengingat 10 destinasi pariwisata prioritas akan didukung infrastruktur yang lebih memadai, terutama aksesibilitas seperti bandara dan jalan tol.
“Isu besarnya adalah aksesibilitas. Begitu pembangunan infrastruktur selesai, misal Bandara Kulon Progo, akan ada lompatan kunjungan wisman dan wisnus ke Borobudur,” ujar Hiramsyah.
Hal serupa terjadi di Danau Toba. Setelah Bandara Silangit dibuka, jumlah kunjungan meningkat. Demikian pula Tanjung Kelayang yang didukung penerbangan internasional rute Singapura-Belitung. Sementara pengembangan Tanjung Lesung saat ini masih menanti selesainya jalan Tol Serang-Panimbang. Jika tol selesai, waktu tempuh ke Tanjung Lesung bisa ditempuh hanya dalam waktu 2 jam. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kunjungan wisatawan merupakan kerja sama banyak pihak.
Saat ini, pemerintah tengah menggodok Peraturan Presiden tentang pembentukan badan otorita untuk Kawasan Bromo Tengger Semeru dan Wakatobi. Setelah status daerah otorita diperoleh, kedua kawasan itu akan segera dijadikan kawasan ekonomi khusus agar pengembangannya semakin fokus.
Ketua GIPI. Didin Junaidi mengatakan, sebagai pelaku pariwisata, dirinya merasa kebijakan pemerintah untuk mendorong pariwisata sebagai mesin ekonomi baru Indonesia benar-benar dilakukan. “Pemerintah memberi jalan dan fasilitas promosi, fasilitas bebas visa, dan fasilitas pariwisata lain. Juga ada kemudahan semisal untuk izin yacht untuk masuk ke Indonesia yang tahun depan semoga 6.000 yacht,” kata Didin.
Menurut Didin, hal penting yang harus terus dilakukan adalah promosi dan kerja sama dengan maskapai penerbangan. Selain itu, kerja sama semua pihak perlu dilakukan, termasuk dengan menjaga agar kondisi politik tetap aman.