Turki Nyatakan Khashoggi Dicekik di Dalam Konsulat Arab Saudi
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
ISTANBUL, RABU — Kepala Kantor Kejaksaan Turki Irfan Fidan di Istanbul, Rabu (31/10/2018), menyatakan, pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi adalah tindakan berencana yang dijalankan segera setelah ia memasuki Konsulat Arab Saudi, empat pekan lalu. Ia dinyatakan dicekik sebelum tubuhnya kemudian dipotong-potong dan dibuang.
Masih pada hari yang sama, dalam salah satu tuduhan terkuat Ankara yang ditujukan kepada Riyadh, juru bicara Partai AK yang berkuasa di Turki, Omer Celik, mengatakan, pembunuhan Khashoggi tidak dapat dilakukan tanpa perintah dari seseorang yang berada di posisi senior.
Pernyataan Ankara itu muncul setelah dua hari pembicaraan otoritas Turki dengan jaksa penuntut umum Arab Saudi, Saud al-Mojeb. Dinyatakan oleh Pemerintah Turki, tidak ada hasil nyata yang dicapai dalam pertemuan tersebut. Menurut Celik, tidak mungkin kiranya jika para pejabat Saudi masih belum menemukan tubuh sang wartawan setelah hampir sebulan dilakukannya penyelidikan atas kasus itu.
Kematian Khashoggi menciptakan krisis bagi Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia. Riyadh pada mulanya menyangkal atas hilangnya Khashoggi setelah dia masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul, 2 Oktober.
Mojeb kemudian mengatakan, pembunuhan Khashoggi telah direncanakan dan Riyadh mengatakan 18 tersangka sudah ditangkap. Namun, Turki, yang merilis bukti yang menyanggah penolakan awal Riyadh, menuntut lebih banyak rincian, termasuk keberadaan tubuh Khashoggi dan pihak yang memerintahkan pembunuhannya.
”Terlepas dari upaya kami yang bermaksud baik untuk mengungkapkan kebenaran, tidak ada hasil konkret yang muncul dari pertemuan itu,” kantor kejaksaan Istanbul mengatakan tentang pembicaraan pada Senin serta Selasa antara Mojeb dan Fidan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang telah menuntut lebih banyak informasi dari Arab Saudi, pada Selasa mengatakan bahwa Fidan telah meminta Mojeb untuk mengungkap siapa yang mengirim tim 15 dari Riyadh yang diduga terlibat dalam pembunuhan itu. Diungkapkan bahwa Fidan juga mengulangi permintaan Ankara agar Saudi mengekstradisi 18 tersangka ke Turki. Mojeb diminta pula untuk mengungkapkan identitas seorang warga lokal Turki, yang menurut pejabat Saudi, membuang tubuh atau bagian tubuh Khashoggi.
Dalam tanggapan tertulis, Mojeb mengundang Fidan ke Arab Saudi untuk bertanya langsung kepada para tersangka dan mencari tahu atas ”nasib tubuh” atau ”potongan tubuh” sang korban sekaligus menetapkan apakah pembunuhan itu direncanakan atau tidak.
Mojeb meninggalkan Turki pada Rabu malam setelah kunjungan tiga hari. Ia juga mengadakan pembicaraan di kantor Badan Intelijen Nasional Turki (MIT).
Hubungan Turki dengan Arab Saudi mengalami ketegangan tahun lalu ketika Ankara mengirim pasukan ke negara Teluk, Qatar, setelah para tetangga Teluk, termasuk Arab Saudi, memberlakukan embargo terhadap Doha.
Pemerintah Erdogan telah menekan Riyadh untuk menyimpulkan penyelidikannya sesegera mungkin. ”Seluruh kebenaran harus diungkapkan,” ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada pekan ini.
Erdogan juga meminta Arab Saudi untuk mengungkapkan siapa yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi. ”Tidak ada gunanya menunda atau mencoba menyelamatkan beberapa orang dari bawah ini,” katanya kepada media, Selasa. (AFP/REUTERS)