JAKARTA, KOMPAS — Pencarian kotak hitam berisi perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder terus berlanjut. Sampai Jumat (2/11/2018) pukul 18.00, kotak hitam itu belum ditemukan.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, kotak hitam berisi perekam suara kokpit (CVR) bisa menguatkan analisis penyebab kecelakaan. ”Tadi sudah berkoordinasi dengan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi). Menggunakan kotak hitam bagian FDR (flight data recorder/perekam data penerbangan) yang sudah ditemukan saja sebetulnya bisa, tetapi memang lebih lengkap lebih bagus,” ujarnya.
Syaugi mengatakan, kotak hitam bagian FDR berisi rekaman data penerbangan yang mencatat kecepatan, arah, dan data penerbangan lainnya. Pencarian kotak hitam bagian CVR di dasar laut memiliki kendala, yakni arus yang kuat dan lumpur yang tebal.
”Meski kedalaman 35 meter, arusnya cukup deras di sana. Ditambah ombak di atas,” ujar Syaugi.
Ia menyebutkan, pencarian terus berlanjut hingga Minggu, 4 November. Pada hari itu, semua temuan akan dianalisis, termasuk data di kotak hitam bagian FDR. Sebelum hari Minggu, lanjut Syaugi, pencarian terus dilakukan ke area yang lebih luas.
Penemu kotak hitam pertama, Sertu Marinir Hendra Syahputra dari Kompi C Batalyon Intai Amfibi (Taifib) 1 Marinir Jakarta, mengatakan, penyelam sedikit sulit menemukan kotak hitam meski sudah menggunakan peralatan yang cukup canggih. Selain faktor alam, suara kapal yang melintas juga kerap mengganggu pencarian.
”Setelah ditemukan titik kotak hitam pertama dari alat pendeteksi, ternyata di sana hanya ada lumpur dan tanah. Kami menggali sampai sekitar 40 sentimeter. Kotak hitamnya tertimbun,” kata Hendra.
Perekayasa Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Handoko Manoto, menyebutkan, mendeteksi lokasi kotak hitam kerap terkendala oleh cuaca. Saat melakukan pencarian kotak hitam pertama, kapal kerap bergerak karena gelombang laut sehingga membuat penentuan titik koordinat lama ditentukan.
”Kapalnya bergerak jauh, susah dikendalikan. Nanti kalau titik-titik koordinat sudah ditentukan, para penyelam mencari kotak hitam dengan dipandu ping locator untuk mencari kotak hitamnya,” ujar Handoko. (SUCIPTO)