KARAWANG, KOMPAS – Tim SAR gabungan di Posko Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, mengintensifkan pencarian korban pesawat Lion Air PK-LQP lewat jalur darat, Minggu (4/11/2018). Setelah sehari sebelumnya pencarian menyisir pantai dilakukan ke arah timur, kini pencarian juga dilakukan ke barat menuju kawasan pesisir di Kabupaten Bekasi.
“Sebelumnya kami berkonsentrasi ke timur karena mengantisipasi korban terbawa arus ke pantai. Namun, ada beberapa titik di pesisir barat yang tidak berpenghuni. Jadi, kami juga mencari korban di wilayah itu,” ujar Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah di Karawang, Minggu.
Pencarian dimulai pukul 08.00. Tim SAR gabungan yang mencari lewat darat berjumlah 120 personel dari berbagai lembaga, di antaranya Basarnas, TNI, Polri, Palang Merah Indonesia, Pemerintah Kabupaten Karawang, dan relawan.
Sebanyak 108 personel gabungan menyisir pantai ke arah timur sejauh 20 kilometer hingga Pantai Sedari, Karawang. Tim ini berjalan kaki di sepanjang pesisir utara Karawang dan dibagi dalam beberapa kelompok. Penyisiran ke barat dilakukan oleh 12 personel. Tim menuju ke arah Muara Gembong, Bekasi, untuk menyisir hutan bakau sepanjang 1,5 km.
Dalam pencarian lewat darat, tim SAR gabungan tidak hanya menyisir pantai untuk mencari korban melalui pandangan. Beberapa personel juga menggali informasi dari nelayan dan warga setempat. Walaupun sejumlah lokasi pantai merupakan kawasan tidak berpenduduk tapi beberapa warga sering beraktivitas di lokasi tersebut. Tempat itu digunakan warga untuk menyandarkan perahu dan mencari udang.
Selain jalur darat, pencarian di laut menggunakan perahu tetap dilakukan oleh 31 personel gabungan. Mereka menggunakan lima perahu karet untuk mencari korban di permukaan laut hingga sejauh 13,6 mil laut.
Hasil pencarian tim SAR gabungan, Minggu, menemukan satu jenazah diduga korban serta jaket pelampung, jam tangan, dan korek api, yang juga diduga milik korban. Satu hari sebelumnya, petugas menemukan 25 jenazah.
DVI Bergeser
Pada pencarian hari ketujuh korban jatuhnya pesawat Lion Air, sebanyak 33 personel tim investigasi korban bencana (DVI) meninggalkan Posko Tanjung Pakis menuju ke Pokso Utama Tanjung Priok. Kepala Sub Direktorat Kedokteran Kepolisian Daerah Jabar Komisaris Besar Nelson Situmorang menjelaskan, identifikasi jenazah diserahkan ke Rumah Sakit Polri Pusat Keramat Jati.
“Tugas kami belum selesai, hanya bergeser ke Tanjung Priok. Kami meminta petugas gabungan di sini agar mengirimkan jenazah diduga korban ke kapal di perairan Karawang untuk diserahkan ke posko utama,” ujarnya.
Selanjutnya, identifikasi awal jenazah yang ditemukan di Tanjung Pakis akan dilakukan oleh tiga dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Setelah itu akan dikirim ke Tanjung Priok untuk diidentifikasi DNA di RS Polri.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Posko Tanjung Pakis Imam Rosyadi menyatakan, pencarian di wilayah timur dihentikan karena memiliki kendala bentuk pantai yang memiliki muara sehingga menyulitkan pergerakan petugas. Selain itu, berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, angin bergerak dari timur ke barat sehingga kemungkinan korban dan serpihan hanyut di barat Pantai Tanjung Pakis.
"Pencarian di hari kedelapan difokuskan di daerah barat demi efisiensi petugas karena beberapa lembaga sudah ada yang pamitan. Kami tetap bersiaga di posko pendukung Pantai Tanjung Pakis sesuai arahan posko pusat," ujarnya.
Petugas yang bersiaga di pos Pantai Tanjung Pakis pada hari kedelapan mencapai 450 personil. Imam juga mengingatkan para petugas yang menyisir daratan di wilayah Barat perlu mewaspadai lumpur hidup di wilayah hutan bakau.