JAKARTA, KOMPAS — Calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menerima dukungan dari kelompok sukarelawan Komando Ulama Pemenangan Prabowo-Sandi atau Koppasandi. Menyambut masa kampanye Pemilihan Umum 2019 yang tersisa enam bulan ke depan, Prabowo pun meminta agar kampanye dapat dilakukan dengan sejuk, tenang, tanpa kebencian dan kemarahan.
Deklarasi dukungan dari kelompok ulama yang dipimpin oleh Abdul Rosyid Abdullah Syafi’ie ini disampaikan di Gelanggang Olahraga Soemantri Brodjonegoro di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (4/11/2018) pagi.
Dalam kata sambutannya, Prabowo yang mengenakan kemeja safari coklat mudanya yang ikonik mengatakan, kondisi bangsa Indonesia saat ini sedang dirundung banyak masalah, mulai dari perekonomian yang terpuruk, masyarakat yang tidak sejahtera, hingga perpolitikan yang carut-marut. Kondisi iru harus segera diperbaiki.
Di tengah keadaan bangsa yang ia sebut sedang tidak benar itu, Prabowo pun meminta agar proses politik ke depan dapat dijalankan semua pihak dengan penuh rasa tanggung jawab.
”Kewajiban kita di bidang politik mari kita laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan tidak dengan kebencian, tidak dengan kemarahan, dan tidak dengan tergopoh-gopoh,” ujarnya.
Koppasandi adalah kelompok ulama yang juga menyampaikan resolusi Ijtima Ulama pada Juli dan September 2018 untuk mendukung Prabowo-Sandiaga. Mereka juga kelompok ulama yang berada di balik aksi Gerakan Bela Islam 411 pada 4 November 2016. Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab merupakan Ketua Dewan Pembina Koppasandi.
Lebih lanjut Prabowo meminta agar langkah pemenangan Prabowo-Sandiaga ke depan dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kesejukan. Memperkuat soliditas bangsa dan negara saat ini menjadi kunci menghadapi ancaman dari pihak luar yang tidak ingin melihat Indonesia kuat.
”Saya mohon benar-benar, marilah kita dengan cermat dan teliti, dengan tenang dan sejuk, kita melangkah ke depan. Karena yang kita hadapi saat ini kekuatan besar dari luar negeri yang tidak ingin Indonesia kuat, sejahtera dan berdiri di atas kaki sendiri,” kata Prabowo.
Kondisi bangsa Indonesia, menurut Prabowo, ibarat kondisi fisik tubuh manusia yang menghadapi banyak ancaman penyakit dari luar. Ibarat badan, ancaman lebih banyak didapat dari luar daripada dari dalam, seperti dalam bentuk bakteri dan virus. Kunci menjaga ketahanan tubuh dari ancaman itu adalah dengan memperkuat kondisi badan dari dalam.
”Apakah kita bisa menjaga badan kita? Apakah kita bisa hindari ancaman-ancaman itu? Kita tidak boleh lemah. Kalau kita lemah, pasti kita diinjak, didikte, dikerjai,” ujarnya.