Paguyuban Masyarakat Boyolali Tunda Pernyataan Sikap
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Paguyuban Masyarakat Boyolali tidak jadi menyatakan sikap organisasinya pada Senin (5/11/2018) ini terkait pernyataan dari calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto. Ketua Paguyuban Masyarakat Boyolali Yusroni hari ini mengatakan, pihaknya menunda acara pernyataan sikap terkait pidato Prabowo.
”Tidak dibatalkan, hanya akan kami reschedule,” kata Yusroni saat dihubungi pada Senin sore. Awalnya, Paguyuban Masyarakat Boyolali berencana membuat pernyataan sikap pada Senin siang di Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta Selatan.
Yusroni menyebutkan, acara pernyataan sikap tersebut akan dipindahkan tempatnya yang lebih dapat menampung banyak orang. ”Antusiasme masyarakat Boyolali ternyata besar sekali,” ujarnya.
Waktu dan lokasi yang baru untuk acara penyampaian sikap Paguyuban Masyarakat Boyolali hingga Senin malam belum ditentukan.
Dalam jadwal acara yang dibagikan kepada media, Paguyuban Masyarakat Boyolali akan menyampaikan kemajuan Boyolali di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan testimoni keberhasilan masyarakat Boyolali lintas profesi.
Sebelumnya, dalam pidatonya saat meresmikan Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018), Prabowo mengatakan, masyarakat Boyolali, dengan ”tampang Boyolali”-nya, tidak pernah masuk ke hotel-hotel mewah di Jakarta.
”Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian, ya, tampang Boyolali ini,” kata Prabowo.
Terkait penolakan sebagian masyarakat terhadap isi pidato tersebut, Prabowo menyatakan dirinya kebingungan. Sebab, pernyataan ”tampang Boyolali” tersebut dimaksudkan sebagai sebuah gurauan.
”Saya bingung kalau saya bercanda malah dipersoalkan,” kata Prabowo saat membuka Deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo-Sandi di Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Banyak pihak merasa Prabowo telah menghina masyarakat Boyolali dengan ucapannya tersebut. Pada hari yang sama di Boyolali, sejumlah warga menggelar aksi unjuk rasa yang menuntut permintaan maaf dari mantan Panglima Kostrad tersebut. Bahkan, Bupati Boyolali Seno Samodro ikut dalam aksi tersebut.