JAYAPURA, KOMPAS - Keselamatan pendakian di Gunung Cartensz Pyramid di Papua, salah satu gunung tertinggi di dunia sekaligus jalur pendakian yang menantang, kembali disorot. Itu terkait ketiadaan regulasi yang mengatur keselamatan pendakian dan kedaruratan bagi para pendaki.
Terakhir, pemandu pendakian asal Bandung, Jawa Barat, Andika Pratama, tewas. Data Polda Papua, ia tewas tertimpa batu pada bagian kepala dan wajah saat melewati lokasi titik pertama pemasangan tali, Sabtu (3/11/2018) sekitar pukul 11.00 WIT.
Saat itu, pemandu pendakian dari Cesta Adventure itu bersama rekannya Arlen, dan wisatawan asing Scoot Haluk. Mereka ada di lokasi rawan longsor.
Jenasah Andika dievakuasi rekan-rekannya menggunakan helikopter dari Timika, Minggu (4/11/2018) pukul 06.43 WIB. "Sempat terkendala cuaca buruk," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal.
Setahun terakhir, dua pendaki meninggal dunia di Cartenz. "Seharusnya ada sebuah standar operasional yang mengatur hadirnya operator atau usaha pendakian yang memiliki izin, berpengalaman, dan mengenal kondisi geografis Cartenz,” kata Direktur Cartenz Adventure Maximus Tipagau, salah satu operator pendakian ke Gunung Cartenz, dihubungi dari Jayapura.
Belum adanya regulasi dari pemerintah daerah yang mengatur keselamatan pendakian di Cartenz menyebabkan hadirnya banyak operator yang tak berizin. Kondisi itu, kata Maximus, jadi salah satu faktor penyebab meninggalnya sejumlah pendaki di gunung setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut itu.
Cartenz terletak di tiga kabupaten di Papua, yakni Intan Jaya, Mimika dan Puncak. “Banyak pendaki meninggal karena terlambat dapat penanganan medis. Tidak ada fasilitas penunjang di Cartenz yang setiap tahun dikunjungi sekitar 2.000 wisawatan. Kondisi ini sangat ironis dengan upaya Kementerian Pariwisata dengan target 20 juta wisatawan asing ke Indonesia,” kata dia. Mayoritas pendaki Cartenz dari luar negeri.
Hingga kini, belum ada klinik kesehatan di sekitar areal pendakian. Padahal, lanjut Maximus, pengunjung harus mengeluarkan biaya sekitar 11.000 dollar AS atau sekitar Rp 160 juta untuk merasakan sensasi Cartenz. (FLO)
Berhasil dievakuasi
Jenazah Andika Pratama, pendaki asal Bandung Jawa Barat, yang tewas saat menuruni Gunung Cartenz berhasil dievakuasi rekan-rekannya dengan helikopter dari Timika pada Minggu sekitar pukul 06.43 WIT.
Dari data yang dihimpun dari Bidang Humas Polda Papua, Andika tewas terkena batu di bagian kepala dan wajah saat melewati lokasi titik pertama pemasangan tali pada Sabtu (3/11/2018) sekitar pukul 11.00 WIT.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, proses evakuasi jenazah Andika dari Cartenz ke Timika pada Sabtu kemarin terkendala cuaca buruk.
“Setelah tiba di Timika, jenazah Andika langsung dimandikan dan dimasukkan dalam peti mati. Kemudian jenazahnya langsung diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia ke Jakarta pada pukul 14.40 WIT,” tambahnya. (FLO)