Rombongan Migran Amerika Tengah Tiba di Mexico City
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
MEXICO CITY, SENIN — Rombongan migran pertama Amerika Tengah yang berjalan kaki menuju Amerika Serikat hari Minggu (4/11/2018) akhirnya tiba di Mexico City, ibu kota Meksiko. Mereka pun ditampung di stadion olahraga.
Lebih dari 1.000 warga Amerika Tengah yang bermigrasi ke AS untuk menghindari kekerasan geng dan kesulitan ekonomi di negara mereka tersebut tidur di stadion olahraga Mexico City. Pemerintah setempat pun memberikan bantuan medis dan dapur umum/makanan.
Menjelang pemilihan kongres AS pada Selasa (6/11/2018), Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan berkali-kali tentang serbuan migran dari Amerika Tengah ke AS. Trump pun memerintahkan ribuan anggota pasukan AS ke perbatasan Meksiko untuk memasang kawat berduri.
Para migran tiba di Mexico City yang berjarak 805 kilometer dari perbatasan terdekat di Texas, AS, setelah empat minggu lalu berangkat dari kota San Pedro Sula, Honduras.
”Kami berniat mencapai Amerika Serikat untuk memenuhi impian Amerika,” kata Mauricio Mancilla yang pergi dari San Pedro Sula dengan putranya yang berusia 6 tahun. ”Kami percaya kepada Tuhan bahwa kami bisa melakukan ini, apa pun situasinya,” lanjutnya.
Beberapa kelompok
Media Meksiko melaporkan, ribuan warga Amerika Tengah kini sedang bergerak dalam kelompok-kelompok di Negara Bagian Veracruz, Puebla, dan Chiapas. ”Ini adalah eksodus,” ujar Alejandro Solalinde, imam Katolik dan aktivis hak migran, kepada wartawan.
Pemerintah AS telah menekan Meksiko untuk menghentikan pergerakan migran dari Amerika Tengah itu. Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto telah menawarkan surat identifikasi sementara dan pekerjaan jika mereka mendaftar suaka di Negara Bagian Chiapas dan Oaxaca, Meksiko selatan.
Pemerintah Meksiko mengatakan pada Sabtu lalu bahwa mereka telah memproses hampir 2.800 permintaan suaka dan sekitar 1.100 warga Amerika Tengah telah dideportasi.
Di tempat ziarah terkenal Virgin of Guadalupe, sekelompok relawan Meksiko berteriak dengan pengeras suara menawarkan kepada para migran untuk naik bus ke penampungan sementara di stadion olahraga Mexico City.
Cesar Gomez, warga Guatemala berusia 20 tahun, mengatakan, dirinya memilih untuk bergabung dengan rombongan migran Amerika Tengah guna menghindari bahaya bepergian sendiri atau menghindari harus membayar ribuan dollar AS kepada sindikat penyelundupan manusia.
”Ini kesempatan bagus. Pertama adalah mencoba untuk Amerika Serikat. Jika tidak, mungkin saya akan tinggal di sini,” ujar Gomez.
Tiba di Cordoba
Kelompok migran lainnya pada hari Minggu juga tiba di kota Cordoba, Negara Bagian Veracruz. Mereka disambut dengan musik dan tarian Karibia. Sebagian besar migran mengatakan tetap yakin cara bepergian dalam kelompok besar adalah harapan terbaik mereka untuk mencapai AS.
Para migran umumnya menyebutkan, mereka mengungsi keluar dari negaranya karena kemiskinan, kekerasan geng, dan ketidakstabilan politik terutama di negara-negara Amerika Tengah, seperti Honduras, Guatemala, El Salvador, dan Nikaragua.
”Kami berpikir bahwa lebih baik terus bersama dengan rombongan. Kami akan tetap bersama dan menghormati yang mengorganisasi kami,” kata Luis Euseda (32) dari Tegucigalpa, Honduras. Dia pergi bersama istrinya, Jessica Fugon. ”Yang lain di depan kami mungkin tidak memiliki tujuan, tetapi kami memiliki tujuan, dan itu akan kami capai,” lanjutnya.
Mynor Chavez (19) dari Copan, Honduras, juga bersikeras untuk melanjutkan perjalanannya. ”Saya tidak punya prospek di Honduras. Saya lulus sebagai teknisi komputer. Bahkan, dengan gelar pun, saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan,” katanya tentang situasi negaranya.
Manuel Calderon (43), migran dari El Salvador, membuka kausnya dan menunjukkan luka akibat dua peluru yang mengenai tubuhnya. Dua tahun lalu dia dideportasi dari AS. Namun, kini dia tetap berusaha kembali ke AS untuk memperbaiki nasibnya. (REUTERS/AP)