JAKARTA, KOMPAS — Warga RW 001 Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, berharap pemerintah segera terjun ke lapangan berkolaborasi dengan warga untuk bekerja sama menciptakan kampung yang layak huni. Warga menilai kolaborasi itu menjadi kebutuhan utama dalam mewujudkan konsep pembangunan yang mengutamakan semangat memanusiakan manusia.
Country Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto mengatakan, pembangunan kota yang ideal bukan hanya soal mendirikan bangunan fisik, melainkan juga menumbuhkan kesadaran warga untuk berbenah demi meningkatkan kualitas hidupnya, Minggu (4/11/2018).
Untuk itu, pendekatan kolaboratif harus dilakukan agar konsep pembangunan tidak menjadi salah sasaran. Dialog antara pemerintah dan warga dalam menata kampung dibutuhkan agar nantinya pembangunan kampung berdampak pada peningkatan kualitas hidup warga.
”Pendapat warga perlu didengar. Jangan sampai pemerintah menjadi satu-satunya pihak penentu dalam proses penataan kampung,” kata Yoga. Ia berpendapat, jika tidak disikapi dengan bijak, program penataan kampung justru akan melukai warga.
Di RW 001 Kelurahan Sunter Jaya, warga berinisiatif menyulap kampungnya menjadi lokasi tinggal yang ramah anak dan pejalan kaki. Hal itu berawal dari keprihatinan warga kampung yang merasakan interaksi antarwarga berkurang akibat jalanan kampung yang penuh lalu kendaraan bermotor.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, warga memulainya dengan membatasi lokasi dan waktu bagi pengendara sepeda motor untuk melintas di jalanan kampung. Pengendara hanya boleh memarkir kendaraannya di lokasi tertentu yang telah ditandai.
Sejumlah tembok gang dicat menggunakan cat yang menyerupai permukaan papan tulis agar anak-anak bisa memanfaatkannya sebagai kanvas gambar. Selain itu, peta desa bergaya mural disediakan agar pengunjung bisa menjelejah kampung dengan nyaman.
Yoga menuturkan, kegiatan itu merupakan bagian dari Program Kampung Kota Bersama yang diinisiasi ITDP Indonesia untuk membantu sejumlah kampung kota di Jakarta agar lebih layak huni. Program yang telah berjalan di RW 001 Sunter Jaya itu diharapkan dapat direplikasi di sejumlah kampung lain di Jakarta.
Ketua RW 001 Sunter Jaya Sukartono mengatakan, saat ini ada sekitar 3.000 keluarga yang tinggal di wilayah seluas 15,6 hektar itu. Ia menuturkan, warga tergerak berbenah karena selama ini tempat tinggal mereka kerap dicap kumuh.
Misalnya, selama ajang Asian Games 2018, RW 001 Sunter Jaya dituding menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab atas tercemarnya Kali Sentiong. ”Kami ingin buktikan bahwa kami lebih baik daripada yang orang lain pikirkan,” kata Sukartono.
Peran tokoh masyarakat
Yoga menjelaskan, keberhasilan suatu kampung untuk berbenah sangat bergantung pada peran tokoh masyarakat setempat. Menurut dia, keterlibatan pemerintah ataupun lembaga swadaya masyarakat bukan menjadi faktor penentu keberhasilan program itu.
”Semangat warga untuk berbenah harus dimulai dari dalam, tidak bisa dipaksakan,” ujar Yoga. Jika kesadaran warga terbentuk secara mandiri, semangat untuk menjalankan pembangunan yang berkelanjutan bisa dipelihara.
Untuk mendorong terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan itulah, pada Minggi (4/11/2018) warga mengundang sejumlah perwakilan Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk datang memantau dan berdialog dengan warga. Tujuannya, melalui kegiatan itu warga hendak menyampaikan pada bidang apa pemerintah bisa turut membantu.
Dalam kesempatan itu, warga menyatakan perlunya perbaikan saluran sanitasi dan perbaikan jaringan listrik. Perbaikan sanitasi yang meliputi pembangunan saluran limbah rumah tangga dirasa mendesak warga RW 001 Sunter Jaya tinggal tepat di samping jalan inspeksi Kali Sentiong. Adapun perbaikan jaringan listrik dibutuhkan guna menghindari risiko terjadinya kebakaran di lingkungan padat penduduk tersebut.
Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi inisiatif warga merintis kampung ramah anak dan pejalan kaki. Ia berjanji akan segera berkomunikasi dengan dinas terkait untuk mewujudkan aspirasi warga. (PANDU WIYOGA)