JAKARTA, KOMPAS — Tim SAR gabungan pada Selasa (6/11/2018) kembali menemukan bagian tubuh korban pesawat Lion Air PK-LQP yang dihimpun ke dalam 22 kantong jenazah pada hari kesembilan operasi evakuasi. Bagian tubuh tersebut ditemukan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
”Hingga hari kesembilan, total kami telah menemukan 184 kantong jenazah. Hari ini kami menemukan 20 kantong jenazah dan dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati,” kata Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Nugroho Budi Wiryanto dalam jumpa pers di Posko Taktis Basarnas, JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa malam.
Setelah laporan Nugroho, Posko Taktis kembali menerima 2 kantong jenazah. Berdasarkan catatan petugas posko, kantong jenazah tersebut merapat di dermaga pukul 19.25 dengan kapal RB 206 Bandung. Dengan demikian, total jenazah yang berhasil ditemukan 186 kantong jenazah.
Nugroho menjelaskan, pencarian jasad korban dilakukan di perairan ataupun daratan. Di darat, Basarnas menurunkan enam tim yang masing-masing berisi 12 orang untuk menyisir Pantai Tanjung Pakis, Karawang, sepanjang 15 kilometer. Di lokasi ini, Basarnas juga menurunkan enam perahu karet untuk menyisir perairan di sekitar Pantai Tanjung Pakis. Namun, tim belum berhasil menemukan jasad korban di lokasi ini.
Selain itu, pencarian juga dilakukan di sekitar lokasi penemuan bagian-bagian besar pesawat, seperti roda, mesin, dan perekam data penerbangan (FDR), dengan radius pencarian 250 meter. Lokasi ini berjarak sekitar 2 mil laut sebelah barat daya dari titik kontak terakhir pesawat di koordinat 05.46.15 S-107.07.16 E.
”Besok, kami masih konsentrasi di radius 250 meter di dasar laut. Konsentrasi pada korban jiwa. Begitu juga di Pantai Tanjung Pakis. Kami akan perpanjang area pencarian menjadi 20 kilometer. Mudah-mudahan masih bisa ditemukan, khususnya korban jiwa,” tutur Nugroho.
Perpanjangan waktu
Nugroho belum bisa memastikan apakah operasi evakuasi pesawat Lion Air PK-LQP akan diperpanjang atau diakhiri. Menurut dia, keputusan terkait hal itu akan disampaikan setelah Basarnas menganalisis dan mengevaluasi perkembangan operasi evakuasi pada Rabu siang.
”Kita juga akan lihat ke lapangan bagaimana perkembangan situasi. Kepala Basarnas besok bersama staf akan memantau ke lapangan, baik lewat udara maupun laut. Nanti akan ada rapat staf yang dipimpin Kepala Basarnas dan keputusan disampaikan besok,” ujarnya.
Selasa siang, Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi mengatakan akan memutuskan kelanjutan operasi evakuasi setelah menganalisis dan mengevaluasi perkembangan operasi evakuasi pada hari terakhir masa perpanjangan, Rabu.
”Setelah itu, kita putuskan. Kalau ada korban yang belum ditemukan dan masih memungkinkan untuk ditemukan, kita perpanjang. Kalau tidak, kita akhiri,” kata Syaugi.
Senin, 29 Oktober, Syaugi mengatakan, berdasarkan prosedur standar operasi (SOP), evakuasi dilakukan tujuh hari, kemudian ditambah tiga hari jika diperlukan. Apabila belum cukup, masa operasi bisa ditambah tiga hari lagi.
Pencarian CVR
Syaugi mengatakan, selain korban, tim SAR gabungan masih berusaha mencari perekam suara kokpit (cockpit voice recorder/CVR). Menurut dia, tim di lapangan belum mendengar kembali sinyal ping dari CVR.
”Sinyal ping CVR belum terdengar, tapi kami tidak berkecil hati. Usaha pencarian terus dilakukan. Semaksimal mungkin kerja keras untuk mencari, termasuk korban,” ujar Syaugi. (YOLA SASTRA/AGUIDO ADRI)