Dukungan Pemilih Perempuan terhadap Kandidat Demokrat Bertambah
WASHINGTON, RABU — Hasil perhitungan sementara pemilu sela Amerika Serikat menunjukkan, di Senat, Partai Republik unggul dengan 51 kursi, sedangkan Demokrat 45. Di Dewan Perwakilan Rakyat, Partai Demokrat sementara unggul dengan 213 kursi, sedangkan Partai Republik 191.
Dalam pemilu sela itu, kaum perempuan meningkatkan dukungan mereka untuk kandidat Demokrat di DPR. Suara perempuan pemilih ini membantu Partai Demokrat mengambil alih kendali parlemen.
Hasil jajak pendapat yang digelar Reuters/lpsos menunjukkan, sebanyak 55 persen perempuan pemilih menyatakan mendukung kubu Demokrat di DPR pada tahun ini. Sementara pada pemilu sela tahun 2014, dukungan perempuan pemilih hanya 49 persen.
Suara pemilih muda (18-34 tahun) juga diberikan kepada Partai Demokrat. Mereka mendukung Demokrat hingga mencapai 62 persen suara, sedangkan Republik memperoleh 34 persen suara pemilih muda. Ada selisih 28 poin. Itu adalah peningkatan besar suara pemilih muda yang pada saat pemilu sela 2014 hanya 54 persen pemilih muda yang mendukung Demokrat dan 36 persen Republiken.
Jajak pendapat dilakukan secara daring pada Selasa. Sebanyak 38.196 orang ikut dalam jajak pendapat tersebut. Mereka berasal dari 37 negara bagian. Jajak pendapat terus berlangsung dan akan diperbarui saat jumlah suara mulai dihitung.
Partai Demokrat diperkirakan memenangi setidaknya 23 kursi yang dibutuhkan untuk menguasai DPR. Namun, suara untuk Partai Republik unggul di Senat dan diperkirakan akan menguasai lembaga itu.
Terpecah
Jumlah suara yang diperoleh saat ini menunjukkan terjadinya perpecahan di antara perempuan pemilih. Hal itu dibuktikan dengan adanya blok dalam pemungutan suara yang membuat Demokrat menang di DPR, tetapi Republik unggul di Senat.
Di Virginia, perempuan pendukung kandidat Partai Demokrat unggul atas Partai Republik dengan selisih 19 poin: 58 persen melawan 39 persen. Pada tahun 2014, Demokrat didukung perempuan dengan keunggulan 10 poin. Saat ini, tiga kursi DPR di Virginia beralih ke Demokrat, sementara Senator Demokrat, Tim Kaine, terpilih kembali.
Sebagai perbandingan, di Indiana, perempuan pendukung kandidat Republik untuk kursi DPR memperoleh suara 57 persen, sedangkan Demokrat mendapatkan 40 persen. Demokrat hanya memenangi dua kursi DPR di Indiana yang sudah dipegang oleh partai itu dan kehilangan kursi Senat yang dipegang oleh Joe Donnelly.
Hasil jajak pendapat awal menemukan bahwa sekitar setengah dari mereka yang memilih meyakini AS kini berada di ”jalur yang salah”, sementara 4 dari 10 mengatakan AS kini menuju ke ”arah yang benar”. Jumlah pemilih yang sedikit lebih besar tidak menyetujui kinerja Trump dibandingkan dengan sekitar 4 dari 10 orang yang menyetujui kinerja Trump.
Jutaan warga AS yang ikut dalam pemungutan suara pada Selasa memperebutkan 435 kursi di DPR, 35 kursi di Senat, dan 36 gubernur negara bagian.
Isu pemilu
Para pemilih bersatu di seputar isu-isu pemilu, sebanyak 41 persen terbagi di antara tiga masalah. Jajak pendapat itu menemukan 14 persen mencatat ekonomi sebagai isu utama dan 14 persen lainnya menyebut imigrasi. Yang sepertiga, yakni 13 persen, mengatakan layanan kesehatan adalah perhatian utama mereka.
Baik Demokrat maupun Republik juga menyebut persoalan imigrasi menjadi perhatian mereka. Buktinya, masalah imigrasi tersebut bergaung di antara basis Republik, juga Demokrat.
Selama kampanye, Trump dan Republik menyebut kondisi ekonomi kuat. Trump berdebat dengan Demokrat yang menyatakan, banyak lapangan pekerjaan tercipta sejak ia menjabat presiden. Trump juga memainkan posisi garis kerasnya pada persoalan imigrasi, strategi yang bertujuan agar basis suara untuknya berubah.
Demokrat mengupayakan Undang-Undang Perawatan Kesehatan yang terjangkau, yang dikenal sebagai Obamacare. Ini adalah tema sentral kampanye Senat dan DPR oleh kubu Demokrat. Mereka memperingatkan bahwa warga AS bisa kehilangan perlindungan atas kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan perlindungan lain jika Republik terus mengendalikan Kongres.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos juga menemukan dukungan yang kuat untuk mengubah Undang-Undang Senjata Nasional. Tujuh dari 10 pemilih mengatakan, mereka menginginkan peraturan yang ”moderat” atau ”kuat” dan pembatasan senjata api.
Didorong oleh serentetan penembakan di sekolah dan pergeseran opini publik, Demokrat berupaya membatasi kepemilikan senjata api setelah beberapa dekade menghindari pembahasan tentang kontrol senjata.
Sekitar setengah jumlah pemilih juga menginginkan aborsi menjadi legal. Jumlah yang sedikit lebih kecil, 4 dari 10 pemilih, menginginkan agar aborsi menjadi ilegal.
Aborsi juga menjadi bahan perdebatan dalam pemilu sela 2018 saat dengar pendapat Hakim Agung Brett Kavanaugh. Demokrat berpendapat, terpilihnya Kavanaugh sebagai hakim agung akhirnya akan mengarah pada pembatalan hak perempuan untuk melakukan aborsi. (REUTERS)