Deklarasi Bali Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Pandemi
Oleh
·2 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS—Negara-negara Anggota Agenda Keamanan Kesehatan Global sepakat melanjutkan kerja sama untuk mengantisipasi ancaman keamanan kesehatan global melalui Deklarasi Bali. Hal itu akan dilakukan dengan memerkuat sistem kesehatan nasional, regional, dan global.
Deklarasi itu disepakati dalam penutupan Pertemuan Agenda Keamanan Kesehatan Global (Global Health Security Agenda/GHSA) ke-5, di Nusa Dua, Bali, Rabu (7/11/2018). Pertemuan internasional itu dihadiri lebih dari 600 peserta dari berbagai negara.
Negara-negara anggota GHSA, termasuk Indonesia, sepakat mempromosikan implementasi GHSA dalam kerangka kerja 2024 untuk mewujudkan dunia yang aman dari ancaman penyakit infeksi. Para peserta juga berkomitmen melanjutkan kemitraan di level nasional, regional, dan dunia.
Selain itu, negara-negara di dunia harus lebih aktif memerkuat keamanan kesehatan global melalui implementasi sejumlah sasaran dalam kerangka kerja 2024. “Kemitraan ini diharapkan bisa diperluas dengan mekanisme regional yang ada,” kata Ketua Komite Pengarah GHSA 2018 Gluseppe Ruocco.
Kemitraan ini diharapkan bisa diperluas dengan mekanisme regional yang ada.
Kesenjangan kapasitas antarnegara dalam pencegahan, deteksi, dan respons cepat ancaman penyakit infeksi juga terjadi. “Karena itu, kapasitas regional dan global dalam merespons tantangan keamanan kesehatan global harus dibenahi dengan mekanisme multisektor dan organisasi,” ungkapnya.
Sistem kesehatan berkelanjutan dengan pendekatan one health juga harus diperkuat. “Penanganan terintegrasi itu melibatkan kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan lingkungan,” kata Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek menegaskan.
Kemampuan laboratorium
Nila menyatakan, salah satu agenda prioritas upaya keamanan kesehatan global adalah menanggulangi resistensi anti mikroba. Itu dilakukan dengan mengurangi pemakaian antibiotik agar kuman tidak resisten di sektor peternakan. “ Ini membutuhkan peningkatan kemampuan laboratorium dan riset,” ujarnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Siswanto menambahkan, Indonesia lebih siap menghadapi ancaman penyakit berpotensi pandemi dengan prinsip One Health. “Fokus kita tak hanya manusia tapi juga hewan Dua per tiga kasus wabah penyakit infeksi baru bersifat zoonosis,” ungkapnya.
Namun diakui, kemampuan laboratorium sebagai garda depan kesiapsiagaan menghadapi pandemi masih beragam. Jumlah laboratorium dengan level keamanan hayati tiga amat minum padahal itu diperlukan untuk memeriksa virus ganas. (EVY)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.