Jaksa Agung Amerika Serikat Jeff Sessions (71) pada Rabu (7/11/2018) dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya setelah bertahan lebih dari satu tahun menghadapi serangan personal yang dilancarkan oleh Presiden Donald Trump.
Dalam surat pengunduran dirinya seperti yang dilaporkan oleh BBC, Sessions mempertegas bahwa pengunduran dirinya bukan atas kemauan sendiri. ”Kepada Bapak Presiden, seperti yang Anda kehendaki, saya mengajukan pengunduran diri. Yang paling penting, selama saya bertugas sebagai Jaksa Agung, kita telah memperbaiki dan menegakkan supremasi hukum,” demikian isi surat pengunduran diri Sessions yang ditulisnya tanpa tanggal.
Menurut pejabat Gedung Putih, Kepala Staf Presiden John Kelly telah menelepon Sessions pada Rabu lalu sebelum Trump menggelar konferensi pers untuk membahas hasil pemilu sela. Dalam Twitter pada Rabu, Trump menulis, ”Kami berterima kasih kepada Jaksa Agung Jeff Sessions atas pelayanannya dan kami berharap yang terbaik untuknya!!”
Matthew G Whitaker (49) ditunjuk sebagai Jaksa Agung sementara setelah pengunduran diri Sessions. Trump mengumumkan pengangkatan Whitaker pada Rabu. Melalui Twitter, dia menulis, Whitaker ”akan melayani dengan baik” dan Jaksa Agung permanen akan dipilih kemudian.
Whitaker berasal dari Iowa dan merupakan pendukung Partai Republik yang relatif tidak berpengalaman. Dia sebelum ini meminta agar dilakukan pembatasan terhadap langkah-langkah penyelidik khusus Robert Mueller yang sedang menelisik dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye Pemilihan Presiden AS 2016. Whitaker, mantan Jaksa Federal, merupakan mantan kepala staf Sessions selama satu tahun.
Mengancam
Selain memaksa Sessions mundur, Trump seusai pemilu sela 6 November mengancam akan melawan jika Partai Demokrat menggunakan posisi mayoritas mereka di DPR untuk memulai penyelidikan terhadap administrasi dan keuangan pemerintahannya.
Pemilu sela ditandai dengan keberhasilan Demokrat menjadi mayoritas di DPR setelah delapan tahun lembaga itu dikuasai oleh Republik. Adapun Senat tetap dikuasai oleh Republik.
Langkah Trump yang mendorong Sessions agar mundur memicu kritikan tajam dari Partai Demokrat. Menurut mereka, Trump berusaha mengacaukan penyelidikan dugaan keterlibatan Rusia dalam Pilpres 2016.
Nancy Pelosi, pemimpin DPR dari Partai Demokrat, dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke Twitter, menyatakan pemecatan Sessions adalah ”upaya terang-terangan” untuk melemahkan penyelidikan atas keterlibatan Rusia. Dia juga meminta Whitaker untuk mengundurkan diri dan tidak ikut mengawasi penyelidikan di tahap akhir karena sepertinya hasil penyelidikan oleh Mueller akan menghebohkan.
Selama konferensi pers setelah pemilu sela, Trump memperingatkan tentang kemungkinan ”perang” di Washington jika Demokrat menyelidikinya.
Demokrat akan mengepalai komite-komite DPR yang dapat memeriksa pengembalian pajak Presiden Trump yang tidak diserahkannya sejak ia menjadi kandidat presiden. Penyelidikan juga dimungkinan dilakukan atas kemungkinan konflik kepentingan bisnis serta kaitan apa pun antara kampanye Trump tahun 2016 dan Rusia. Kasus inilah yang sedang diselidiki oleh Mueller.
Membantah
Moskwa telah membantah ikut campur dalam Pemilihan Presiden AS 2016. Trump menyebut penyelidikan Mueller sebagai upaya memburu penyihir. Trump pun telah berulang kali mengatakan tidak ada kolusi dalam Pilpres 2016.
Trump mendapatkan dukungan lebih kuat di Senat AS setelah Partai Republik memenangi suara mayoritas di lembaga itu, Rabu lalu. Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa kemenangan Partai Republik di Senat AS melebihi kemenangan kubu Demokrat di DPR. Mayoritas Republik di Senat akan mempermudah Trump untuk memilih jaksa agung baru yang membutuhkan mayoritas suara di Senat.
Trump menambahkan bahwa dia bersedia bekerja sama dengan Partai Demokrat pada prioritas utama. Namun, dia merasa penyelidikan DPR atas pemerintahannya akan merugikan prospek bipartisan atau kerja sama di antara kedua belah pihak. ”Mereka bisa memainkan permainan itu, tetapi kami bisa memainkannya lebih baik,” kata Trump.
Bisa jadi masih ada ruang bagi Trump dan kubu Demokrat untuk bekerja sama dalam masalah yang mendapat dukungan bipartisan, seperti pembangunan infrastruktur, perlindungan terhadap kenaikan harga obat resep dan dorongan untuk menyeimbangkan perdagangan dengan China. ”Ini akan benar-benar menjadi situasi bipartisan yang baik,” kata Trump.
Menurut dia, Pelosi telah menyatakan kepadanya melalui telepon mengenai keinginan Demokrat untuk bekerja sama. Demokrat bisa memutuskan apakah akan tetap dengan Pelosi, yang merupakan juru bicara pada saat Demokrat menguasai DPR, atau pergi ke arah yang baru.
Pelosi pada konferensi pers di Capitol Hill sebelum berita pengunduran diri Sessions mengatakan, kubu Demokrat akan bersedia bekerja sama dengan Trump jika memungkinkan. Namun, dia menambahkan, ”Kami memiliki tanggung jawab untuk menghormati tugas pengawasan kami. Itu yang akan kami lakukan. Kami mencoba menyatukan negara kami.” (AP/REUTERS)