Warga pengguna jalan tol dari dan ke Kota Bekasi menghadapi kemacetan lalu lintas hampir setiap hari. Sayangnya, tidak ada kompensasi yang meringankan beban perjalanan mereka.
BEKASI, KOMPAS — Kemacetan lalu lintas di Kota Bekasi menuju dan keluar Jalan Tol Jakarta-Cikampek kian menjadi-jadi. Salah satu penyebabnya adalah aktivitas proyek pembangunan di ruas itu. Kondisi ini diperparah dengan kepadatan kendaraan di sejumlah ruas jalan arteri sebagaimana terpantau, Rabu (7/11/2018).
”Kemacetan di Kota Bekasi merupakan imbas dari pembangunan infrastruktur di sejumlah titik,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Bekasi Johan Budi. Menurut dia, proyek pembangunan Jalan Tol Becakayu dan jalur kereta ringan (LRT) yang dilakukan secara bersamaan sejak 2017 membutuhkan areal yang mengambil sebagian badan jalan. Karena itu, kapasitas jalan pun menjadi berkurang.
Akibat kondisi ini, kecepatan kendaraan di ruas tol ini menjadi semakin lamban. Sementara pengguna jalan tol tetap membayar tarif tol sesuai ketentuan yang biasanya sesuai dengan golongan kendaraan.
Deputy General Manager Pengelolaan Lalu Lintas Cabang Jakarta-Cikampek Cece Kosasih mengatakan, kemacetan merupakan imbas dari pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Layang. Pembangunan jalan tol layang itu sedang dikebut agar dapat digunakan secara fungsional pada Lebaran 2019.
Merespons kondisi itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai layanan di Jalan Tol Jakarta Cikampek tidak memenuhi standar pelayanan minimal, dari kualitas infrastruktur jalan, kecepatan rata-rata kendaraan, hingga antrean di loket pembayaran. Kompensasi yang bisa diberikan ke pengguna jalan tol adalah dengan menurunkan tarif tol. ”Karena konsumen dirugikan dari sisi pelayanan,” kata Tulus.
Sementara itu, Hendra Damanik dari Humas PT Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek mengakui belum ada kompensasi yang bisa diberikan perusahaan terhadap konsumen. Jumlah kendaraan yang menggunakan jasa jalan tol pun menurun sejak ada proyek tol layang.
”Pendapatan kami juga menurun. Kami kehilangan rata-rata Rp 100.000 per kendaraan per hari,” ujar Hendra. PT Jasa Marga telah melakukan berbagai upaya, misalnya, melarang kendaraan golongan III-V untuk masuk tol pada pukul 06.00-09.00 dan memberlakukan sistem ganjil-genap.(Lorenzo Anugrah Mahardhika Telling)