SEOUL, RABU — Upaya diplomasi penyelesaian proses perlucutan nuklir Korea Utara kembali terhenti. Pertemuan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dan Utusan Khusus Pemimpin Korea Utara Kim Yong Chol ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan.
Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan penundaan ini, Rabu (7/11/2018), tanpa disertai alasan. Menurut rencana, Pompeo akan berada di New York, AS, Kamis, untuk bertemu dengan Chol didampingi Utusan AS untuk Korut, Stephen Biegun.
Juru bicara Kepresidenan Korea Selatan, Kim Eui-kyeom, mengatakan, Pemerintah Korsel masih meyakini perundingan AS-Korut akan berlanjut dan tidak akan kehilangan momentum hanya gara-gara penundaan itu. Korsel sudah mengetahui terlebih dahulu ada penundaan itu karena sebelumnya sudah diberi tahu oleh AS. Namun, Korsel juga tidak mau menyebutkan alasan penundaan itu.
Terkait atau tidak, kabar penundaan itu datang setelah Kemlu Korut, Jumat lalu, mengecam AS yang masih menekan Korut dengan sanksi-sanksinya. Bahkan, Korut bernada mengancam akan kembali mengembangkan nuklir jika AS masih bersikap keras terhadap Pyongyang.
Koh Yu-hwan, pengamat Korut di Dongguk University, Seoul, Korsel, sekaligus Penasihat Kebijakan Presiden Korsel Moon Jae-in, menilai bahwa pertemuan tingkat tinggi antara AS dan Korut setelah pemilu sela AS tidak realistis. Apalagi, saat ini Korut seperti tidak bersemangat membuat konsesi konkret apa pun. ”Trump juga tidak akan mau bertemu lagi kalau ia merasa tidak ada kemajuan sesuai harapan dalam diplomasi nuklir itu,” ujar Koh.
Guru Besar Studi Korut di Seoul, Yang Moo-jin, khawatir bahwa penundaan pertemuan Pompeo dan Chol itu pertanda buruk. ”Pemberitahuan yang mendadak itu menunjukkan perundingan dianggap tidak berjalan sesuai harapan,” ujarnya.
Pengamat di AS memperkirakan, kekalahan Republik dalam perebutan kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan melemahkan Trump dan diduga akan memengaruhi kebijakan luar negerinya, termasuk isu nuklir Korut. Partai Demokrat menyatakan akan menggali informasi lebih banyak tentang pertemuan Trump, Pompeo, dan Pemimpin Korut Kim Jong Un. Mereka khawatir, Trump akan membuat kesepakatan yang tidak adil bagi AS. (REUTERS/AFP)