Australia Bendung China
Australia berusaha mempertahankan dominasinya di negara-negara Pasifik. Kini, dominasi itu mendapat tantangan serius dari China yang agresif mendekati negara-negara Pasifik.
BRISBANE, KOMPAS Australia berusaha membendung laju pengaruh China di negara-negara Pasifik. ”Negeri Kanguru” itu akan meningkatkan misi diplomatik dan mengucurkan dana miliaran dollar AS ke Pasifik.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan, Australia akan kembali menempatkan Pasifik sebagai bagian terdepan dan pusat kebijakan luar negerinya lewat program Inisiatif Pasifik. ”Australia berkepentingan agar kawasan barat daya Pasifik aman. Stabil secara ekonomi dan berdaulat secara positif,” ujarnya, Kamis (8/11/2018), di Queensland, Australia.
Pengumuman itu disampaikan Morrison sepekan setelah kubu oposisi mengkritik manuver Australia di Pasifik. Canberra dinilai mengesampingkan Pasifik, antara lain karena Morrison tak hadir pada pertemuan Forum Kepulauan Pasifik (PIF) di Nauru, September 2018. Kubu oposisi Australia khawatir pada China yang agresif meningkatkan pengaruh di Pasifik.
Inisiatif Pasifik akan diwujudkan dalam bentuk pembukaan kedutaan Australia di Palau, Kepulauan Marshall, Polinesia Perancis, Niue, dan Kepulauan Cook. Selama ini, misi diplomatik Australia di 5 negara itu diurus kedutaan atau kantor komisi tinggi di negara lain. Komisi tinggi adalah sebutan untuk kedutaan di antara sesama negara persemakmuran. ”Sudah waktunya membuka lembaran baru dalam hubungan dengan keluarga Pasifik kami,” ujar Morrison.
Proyek infrastruktur
Selain misi diplomatik, Australia juga akan menggunakan senjata ekonomi. Canberra mengumumkan alokasi hingga 2,18 miliar dollar AS untuk hibah dan pinjaman bunga rendah. Dana itu akan dipakai untuk aneka proyek infrastruktur. Janji dana Canberra melebihi dana yang sudah dihabiskan China dalam tujuh tahun terakhir di Pasifik. Sejak 2011, Beijing mengucurkan 1,3 miliar dollar AS ke Pasifik. Beijing dan Canberra menggunakan sebagian besar dana itu untuk proyek infrastruktur.
Sebagian besar dana kucuran Australia akan dipakai untuk sektor telekomunikasi, energi, transportasi, dan penyediaan air. Hingga 30 persen, dana itu akan dikelola BUMN Australia di bidang pendanaan. BUMN itu akan menyalurkan dana kepada swasta yang tak bisa mendapat pinjaman untuk proyek-proyek di Pasifik.
Australia juga menyatakan akan memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan. Latihan bersama negara-negara Pasifik akan digelar lebih kerap.
Reaksi pada China
Langkah Morrison disebut sebagai reaksi sekaligus ujian dalam hubungan Australia-China. Selama beberapa bulan terakhir, hubungan Beijing-Canberra menegang setelah Australia menuding China mencampuri urusan dalam negerinya. China dituding mengirim agen untuk memengaruhi sejumlah hal di Australia. Tudingan itu dibantah China.
”Pengumuman ini akan menentukan apakah Australia bisa meningkatkan hubungan dengan Beijing, sementara di saat yang sama melakukan hal yang mungkin mengganggu China,” kata Nick Bisley, pengajar hubungan internasional di Universitas La Trobe, Melbourne, Australia.
Sebelum mengumumkan Inisiatif Pasifik, Australia sudah berusaha menjegal langkah China dengan ikut mengumumkan proyek internet di Papua Niugini dan Kepulauan Solomon. Canberra juga melarang perusahaan China, Huawei, terlibat dalam proyek telekomunikasi di Australia.
Bahkan, Australia juga mengumumkan akan membantu Papua Niugini membangun pangkalan angkatan laut. Tawaran itu untuk menangkal China yang juga menawarkan proyek pelabuhan di Papua Niugini. Australia khawatir dengan proyek pelabuhan tawaran China. Pelabuhan itu diduga akan digunakan untuk kepentingan militer China di jalur pelayaran penting di Pasifik.
Meski bersaing, Canberra berusaha mendekati Beijing. Menlu Australia Marise Payne menyambangi Menlu China Wang Yi, Kamis, di Beijing. Payne menyebutkan, pertemuan dengan Wang sangat bermanfaat. Australia dan China akan terus berupaya bekerja sama. (AP/RAZ)