Sabtu Besok, Rapat soal Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono di Jakarta, Kamis (8/11/2018), mengatakan, kemacetan yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek merupakan imbas dari pengerjaan tiga proyek pembangunan sekaligus. Adapun proyek tersebut adalah pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II Layang, jalur kereta ringan (LRT) Jabodebek, dan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pembangunan ketiga proyek itu menggunakan sebagian lajur jalan sehingga terjadi penyempitan. Pekerjaan yang dilakukan salah satunya memutar arah pilar. Oleh karena itu, petugas perlu memasang traffic cone di sepanjang jalan guna menjamin keselamatan pengendara.
”Kami mohon pengertian dari masyarakat karena penyempitan yang terjadi merupakan persoalan teknis proyek dan terkait dengan keselamatan pengguna jalan,” kata Bambang.
Untuk itu, pihaknya berupaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai fase pembangunan yang tengah berjalan. Selain itu, jadwal pekerjaan yang berpotensi menambah kemacetan juga diinformasikan. ”Saya mengimbau masyarakat agar tidak melakukan perjalanan pada malam hari,” ujarnya.
Untuk kontraktor, BPTJ mengimbau agar memberikan jarak yang cukup antara areal pembangunan dan lajur jalan. Pegawai kontraktor pun diharapkan ikut ditugaskan untuk membantu mengatur lalu lintas saat terjadi kepadatan.
Namun, belum ada rekayasa lain yang akan diterapkan untuk mengurangi kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. Menurut prediksi, pembangunan akan selesai pada 2019. ”Meski demikian, kami akan melakukan rapat terkait masalah ini bersama Direktur Jenderal Perhubungan Darat pada Sabtu (10/11/2018),” kata Bambang.
Hendra Damanik dari Humas PT Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek mengatakan, perusahaan juga belum bisa memberikan kompensasi terhadap konsumen. Jumlah pengendara yang mengakses tol pun menurun sejak proyek pembangunan dilaksanakan.
”Jumlah kendaraan yang melintas di Tol Jakarta-Cikampek berkurang sekitar 100.000 kendaraan per hari,” kata Hendra.