BANDA ACEH, KOMPAS - Penyelundupan narkoba dari Malaysia ke Aceh melalui jalur laut cukup marak. Jaringan itu kini terbongkar dan seorang penyelundup ditembak mati. Pengawasan perlu diperketat.
Badan Narkotika Nasional membongkar sindikat narkoba jaringan Malaysia-Aceh dalam dua hari terakhir di Provinsi Aceh. Satu tersangka tewas ditembak dan tiga tersangka lainnya ditahan. Barang bukti 38 kilogram sabu dan 15.000 butir ekstasi disita petugas.
Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Inspektur Jenderal Arman Depari, Kamis (8/11/2018), mengatakan, keempat tersangka merupakan jaringan penyelundup sabu Malaysia-Aceh.
Mereka ditangkap di beberapa tempat terpisah, di Kabupaten Aceh Besar, Kota Langsa, dan Kabupaten Aceh Timur. Operasi itu melibatkan BNN, BNN Aceh, TNI Angkatan Laut, serta Kantor Bea dan Cukai Aceh.
Tersangka yang tewas adalah Burhanuddin (37). Dia merupakan buronan BNN karena terlibat dalam kasus penyelundupan sabu. Burhanuddin ditemukan petugas di Desa Pinto Khop, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar, Rabu (7/11).
Saat itu, dia berada di kebun. Ketika hendak ditangkap, dia melarikan diri. Petugas melepaskan tembakan peringatan, tetapi Burhanuddin tak peduli.
”Dia masuk daftar pencarian orang. Dia sudah beberapa kali menyelundupkan narkoba dari Malaysia ke Indonesia, mungkin lima atau enam kali. Beberapa minggu lalu, kami dapat info dia akan kembali menyelundupkan narkoba,” kata Arman.
Burhanuddin diduga sebagai pemasok sabu untuk Ibrahim alias Hongkong, mantan anggota DPRD Sumatera Utara yang ditangkap pada Agustus lalu di Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara.
”Burhanuddin sudah bertahun-tahun menjalani bisnis sabu. Dia sering ke Malaysia dan tinggal di sana cukup lama, tetapi baru sekarang dia tertangkap,” kata Arman.
Sabu dalam jumlah besar
Tim lain menyisir ke Langsa dan Aceh Timur. Rabu sore, petugas menahan Saiful Nurdin (43) di Langsa. Saiful diduga menyimpan sabu dalam jumlah besar milik Burhanuddin yang dititip melalui Muhammad Fauzi dan Munsilin.
Pada Kamis (8/11), petugas menangkap Fauzi dan Munsilin di Peureulak, Aceh Timur. Petugas kembali menyisir area perkebunan sawit untuk mencari barang bukti. Ditemukan dua karung warna putih berisi sabu dan ekstasi.
”Sabu seberat 38 kilogram dan 15.000 butir ekstasi,” ujar Arman. Arman menambahkan, narkoba itu diselundupkan melalui jalur laut dengan memanfaatkan pelabuhan kecil di sepanjang pantai timur Aceh.
Dari Aceh, sabu dibawa ke Medan dan daerah lain di Sumatera hingga ke Jawa. Pengawasan semakin diperketat agar penyelundupan mereda.
Di Bandung, Jawa Barat, beragam stigma masih membayangi upaya rehabilitasi pelaku penyalahgunaan narkotika. Padahal, program itu bisa menjadi cara ampuh menekan penggunaan dan peredarannya yang kian masif.
”Sosialisasi program rehabilitasi harus terus gencar dilakukan banyak pihak. Program ini bisa menjadi kunci untuk memulihkan kualitas hidup pelaku penyalahgunaan narkotika yang sebelumnya kerap terpuruk,” kata Kepala BNN Jabar Sufyan Syarif. (AIN/CHE)