Eks Napi Terorisme dan Mantan Kombatan Deklarasikan Pemilu Damai
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
LAMONGAN, KOMPAS - Mantan narapidana terorisme dan eks kombatan yang tergabung dalam Yayasan Lingkar Perdamaian, Sabtu (10/11/2018), menggelar deklarasi menolak berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian. Mereka juga mendukung pelaksanaan pemilihan umum damai, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Deklarasi digelar di Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Direktur Eksekutif Yayasan Lingkar Perdamaian, Ali Fauzi menuturkan, situasi politik dalam pemilihan umum 2019 tentunya diwarnai persaingan sengit antarpendukung kandidat, terutama pemilihan presiden. Kondisi itu bisa memicu ujaran kebencian dan berita bohong.
"Dalam hal ini, kami ingin berkontribusi memerangi hoaks dan ujaran kebencian. Kami ingin pertarungan politik tetap berjalan damai. Masyarakat juga turut bersama-sama menjaga rasa aman dan nyaman ," kata Ali.
Dalam pemihan umum, kata Ali, tentu hak setiap orang untuk berbeda pilihan. Namun, jangan sampai perbedaan pilihan itu memicu perpecahan. "Kami ingin menyerukan perdamaian, dengan menolak berita hoaks dan memerangi ujaran kebencian," kata dia.
Kepala Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris Besar Feby Hutagalung meminta segenap elemen masyarakat turut menjaga keamanan, ketertiban, dan kenyamanan. Pihaknya akan terus keliling untuk duduk bersama dan mengobrol dengan masyarakat melalui "cangkrukan".
Langkah itu untuk menjaga kondusivitas keamananan memasuki tahun politik. "Perbedaan dukungan dan pilihan jangan sampai memicu perpecahan. Mari semuanya sama-sama menjaga ketenangan dan kedamaian yang sudah terjalin selama ini," kata Feby.
Menurut Feby, negara kadang perlu bertindak represif sebagai langkah terakhir demi menjaga keutuhan bangsa dan negara. Namun, tanpa tindakan represif, dengan mengedepankan silaturahmi dan dialog, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat diharapkan selalu terjaga. "Kami akan intensifkan cangkrukan ke berbagai wilayah untuk mencegah potensi gesekan, karena perbedaan pilihan dan sikap politik masyarakat," tuturnya.
Bupati Lamongan Fadeli berterimakasih dan mendukung langkah berbagai pihak dalam menjaga kondusivitas wilayah masing-masing. Menurut dia, peran eks kombatan dan mantan nara pidana terorisme dalam memerangi hoaks dan ujaran kebencian serta mendukung pemilu damai patut diapresiasi.
"Jangan melihat masa lalu mereka yang mungkin kurang baik. Tetapi, lihat peran mereka saat ini dalam menjaga keutuhan bangsa dan memelihara keamanan dan kenyamanan bersama," kata Fadeli.
Fadeli menjelaskan, saat ini, di tengah gempuran informasi, antara berita hoaks dan kondisi yang sebenarnya sulit dibedakan. Ujaran kebencian menjelang pemilu bisa saja semakin panas.
"Perlu kekompakan, kebersamaan menjaga situasi aman dan nyaman. Upaya berkumpul dengan masyarakat penting agar ada masukan," ujar Fadeli.
Dalam kesempatan kali ini, eks narapidana teroris dan mantan kombatan mendapatkan pelatihan pembuatan sabun cair. Instrukturnya Tony Togar, juga mantan napi terorisme.
Menurut Tony, pelatihan serupa pernah digelar di Medan, Trenggalek, Jakarta, Jambi, dan Benglulu. "Pesertanya masyarakat umum. Tetapi khusus di Medan dan Lamongan diprioritaskan bagi eks napiter dan mantan kombatan," kata Tony.
Ia berharap sabun itu diberi merek "sabun damai". Instansi terkait bisa membantu perizinannya dan pemasarannya jika bisa diproduksi secara industri rumah tangga. "Ini akan membuat orang yang punya masa lalu kelam seperti kami, bisa produktif secara ekonomi," tuturnya.