Festival Film Berpihak pada Isu Perempuan dan Budaya
Oleh
Nasrullah Nara
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Festival Film Indonesia atau FFI mengumumkan daftar nominasi penghargaan Piala Citra 2018, Jumat (9/11/2018) malam. Kali ini, film yang terpilih mencerminkan empati dunia perfilman akan isu-isu perempuan serta apresiasi atas keunikan alam keberagaman Nusantara.
Daftar film terpilih ini diharapkan menjadi tolak ukur kualitas perfilman di Indonesia. Keempat film cerita panjang terbaik yang masuk dalam nominasi Piala Citra 2018, yakni Aruna dan Lidahnya, Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, Sekala Niskala, dan Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, film Indonesia berkembang pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Kualitas itu tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Hilmar mencontohkan Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak yang memenangi sejumlah festival film luar negeri. Film yang disutradarai Mouly Surya ini meraih penghargaan utama pada ajang Tokyo Filmex pada akhir November 2017 (Kompas, 28/11/2017).
“Yang ditampilkan di sini adalah karya terbaik melalui seleksi yang panjang dan ketat. Ke depan, harapannya para produsen film punya bayangan tentang film yang berkualitas,” kata Hilmar dalam kata sambutannya di Malam Nominasi Piala Citra 2018, di Plaza Indonesia, Jumat (9/11/2018), di Jakarta.
Empati industri
Ketua Komite Pemilihan dan Penilaian Nia Dinata mengatakan, terpilihnya empat film terbaik ini menunjukkan empati industri film terhadap isu kekerasan yang dialami perempuan, seperti yang tergambar dalam film Marlina Si Pembunuh Empat Babak. Sementara di sisi lain, terdapat penghargaan atas keunikan tradisi yang mulai tumbuh dalam perfilman Indonesia.
Empat film terbaik ini memiliki tema bervariasi, antara lain perjuangan perempuan untuk mendapatkan keadilan. Ada juga sisi keunikan semesta dengan tradisi dan nilai esoterik yang terdapat di dalamnya. Juga ada tentang kuliner dan persahabatan (Aruna dan Lidahnya) dan tokoh sejarah.
Film ini terpilih melalui tabulasi jumlah suara terbanyak. Artinya, hampir semua asosiasi film yang menjadi penyeleksi FFI memilih film ini.
Ia menjelaskan, kriteria penilaian melingkupi kekuatan tema, keunikan dan serta keberanian mengungkapkan gagasan, estetika, dan profesionalisme sebagai pekerja film. Adapun film-film ini diseleksi berdasarkan film yang tayang di bioskop berbayar dari akhir September 2017 hingga September 2018. Sementara malam puncak Nominasi Piala Citra 2018 akan diadakan pada bulan Desember 2018.
Sebuah film, kata Nia, harus memiliki kekuatan tema yang ingin disampaikan dalam film tersebut. Sementara keunikan gagasan dilihat dari sejauh mana kebaruan dari gagasan film yang dibuat. Berhubung film termasuk produksi seni, maka estetika yang berkaitan dengan sinematografi dan teknis perfilman lainnya juga menjadi pertimbangan.
“Semoga daftar nominasi ini mewakili film Indonesia tidak hanya dari segi karya, tetapi juga variasi pekerja film, variasi jender, keberanian tema. Siapa pun yang akhirnya menerima Piala Citra diharapkan sudah mewakili kemajuan, keberagaman, keberanian, dan kejujuran film Indonesia,” kata dia.
Dia menambahkan, terpilihnya keempat film ini menunjukkan empati industri film terhadap isu kekerasan yang dialami perempuan, seperti yang tergambar dalam film Marlina Si Pembunuh Empat Babak. Sementara di sisi lain, terdapat penghargaan atas keunikan tradisi yang mulai tumbuh dalam perfilman Indonesia.
Ketua Komite Film Indonesia Lukman Sardi menyatakan, sejak dicetuskan, ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman Indonesia ini telah mengiringi karya-karya insan perfilman Indonesia. “Ini adalah pencapaian yang luar biasa. Bagi kami, semua yang masuk daftar nominasi ini adalah pemenang,” kata dia.
Setelah diumumkan, tahapan selanjutnya adalah mencari pemenang. Proses ini melibatkan 80 orang yang terdaftar sebagai anggota FFI. Mereka merupakan orang-orang yang pernah mendapatkan nomine atau memenangkan Piala Citra yang sudah dihelat sejak 1955. Selain itu, ada sembilan juri independen yang berasal dari budayawan, pengamat film, dan jurnalis senior.
Nominasi Piala Citra kali ini dibagi ke dalam 22 kategori, antara lain pengarah sinematografi terbaik, pengarah artistik terbaik, sutradara terbaik, dan lain-lain. Selain kategori film cerita panjang terbaik yang telah dirinci di atas, terdapat sejumlah film lain yang masuk nominasi, antara lain film pendek terbaik, film animasi terbaik, film dokumenter panjang terbaik, dan film dokumenter pendek terbaik. (INSAN ALFAJRI).