Masyarakat Didorong Memahami Pembangungan Berkelanjutan
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat didorong untuk semakin memahami Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau TPB yang menjadi fokus dari konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang lingkungan dan pembangunan. Melalui TPB, diharapkan kehadiran PBB semakin dirasakan masyarakat Indonesia.
Dalam perayaan Hari PBB 2018 yang diadakan di Jakarta, Jumat (9/11/2018), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, sesuai dengan tema Hari PBB ”UN and Us: Engaging People in the Realization of 2030 Sustainable Development Agenda”, PBB harus dekat dengan masyarakat Indonesia.
”Melalui kerja sama multilateral, kita dapat maju bersama secara lebih efektif,” ujar Menlu Retno.
TBP merupakan seruan universal untuk bertindak mengakhiri kemiskinan, memerangi kesenjangan, melindungi planet, dan menjamin tidak ada yang tertinggal. Program ini diberlakukan pada 2016 dan masyarakat internasional berjanji akan mencapainya per 2030.
Program ini memiliki 17 tujuan pokok, antara lain pembangunan tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, serta kesetaraan jender.
Selain itu, program ini concern membahas permasalahan air bersih dan sanitasi yang layak, energi bersih dan terjangkau, serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Melalui program ini, Retno berharap, semua bangsa mau kooperatif untuk membantu perkembangan global. Secara khusus, ia menegaskan pentingnya keberpihakan untuk menjaga hubungan internasional.
Menlu menekankan keberpihakan kepada negara berkembang, kepulauan kecil, perempuan, dan anak-anak. ”Tanpa misi yang nyata, kita akan sulit merealisasikannya sehingga dibutuhkan komitmen secara global dan partisipasi seluruh pemangku kebijakan,” ucapnya.
Koordinator PBB di Indonesia Anita Nirody mengatakan, Indonesia merupakan negara yang terus berkembang dan memiliki masyarakat yang gigih. Ia yakin, Indonesia dapat mengimplementasikan TPB. Agar TPB dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan kualitas kesehatan dan pendidikan yang baik serta pengembangan generasi muda.
Ia juga menyinggung isu perubahan iklim yang menjadi perhatian seluruh bangsa. ”Pengaruh Indonesia di PBB sangat besar dan dunia internasional pada umumnya. Maka, kerja sama antara PBB dan Indonesia akan mampu mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan,” tutur Anita menutup pidato pembukaannya.
Perlu dipahami
Duta Lingkungan Hidup di Indonesia Tasya Kamila menyebutkan, tidak semua masyarakat Indonesia memahami TPB, khususnya orang muda. Menurut dia, pemahaman tentang TPB dibutuhkan dalam upaya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
”Pembangunan fasilitas yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk pembangunan yang berkelanjutan, tetapi tidak semua orang memahaminya,” ujarnya. Padahal, pembangunan tersebut bertujuan agar daerah yang tertinggal mampu berkembang sehingga tidak terjadi kesenjangan.
Secara khusus, Tasya menyinggung peran orang muda yang kurang diperhatikan. Ia berharap, kelak di setiap kementerian ada orang muda yang mampu memberikan masukan sesuai dengan perkembangan zaman.
Di sisi lain, ia berharap, orang muda mau proaktif mencari peluang dalam usaha mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, pendiri Ikat Indonesia Didiet Maulana berusaha mengembangkan budaya asli Indonesia, khususnya seni tenun. Melalui pengembangan budaya ini, ia berkeinginan untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia yang ada di daerah terpencil, terutama kaum perempuan.
Ia juga berusaha melestarikan budaya tenun tersebut melalui jalur pendidikan dengan memberikan pelatihan pada ekstrakurikuler. Ia berharap, seni tenun Indonesia dapat semakin dikenal oleh dunia internasional.
Ketua Yayasan 1001 Buku Dwi Andayani berharap dapat memajukan generasi muda Indonesia melalui buku-buku yang ia bagikan. Melalui buku-buku tersebut, pengetahuan masyarakat Indonesia dapat luas sehingga mampu maju seiring dengan perkembangan zaman.
Adapun atlet basket dalam Asian Para Games 2018, Donald Santoso, mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang sudah peduli kepada kaum disabilitas. Menurut dia, melalui olahraga, kepercayaan diri kaum disabilitas dapat meningkat dan mampu mewujudkan mimpi-mimpinya.