TELUK DALAM, KOMPAS - Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda sejumlah wilayah di Nias Selatan beberapa hari terakhir ini. Permukiman di kaki bukit terjal rawan tertimpa longsor.
Tim SAR gabungan hingga hari Minggu (11/11/2018) masih mencari enam dari tujuh orang dalam satu keluarga yang dilaporkan tertimbun longsor di Desa Sukamaju Mohili, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Seorang korban ditemukan sudah meninggal.
Tim kesulitan melakukan evakuasi karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi longsor. Jalanan di lokasi kejadian pun menanjak, sempit, berlumpur, dan berbatu sehingga menyulitkan tim.
Koordinator Pos SAR Nias Tonggor Gultom mengatakan, tim SAR hanya bisa mencari korban dengan cangkul, sekop, dan alat manual lainnya. ”Padahal, kedalaman material longsor berkisar 10-15 meter. Kami pun kesulitan melakukan pencarian karena hujan masih turun di lokasi longsor,” katanya.
Longsor di Desa Sukamaju Mohili, yang berada di daerah Pegunungan Nias, terjadi Sabtu lalu. Longsor melanda setelah hujan deras turun beberapa hari sebelumnya.
Material longsor menimpa tiga rumah yang berada di kaki bukit yang sangat terjal di Sukamaju Mohili. Saat kejadian, dua rumah dalam keadaan kosong. Namun, pada salah satu rumah dihuni satu keluarga berisi tujuh orang. Mereka tidak sempat menyelamatkan diri.
Korban meninggal yang telah ditemukan adalah Kristofen Hulu (4). Adapun enam orang lainnya yang diduga masih tertimbun material longsor adalah Aristina Laia atau Ina Elsa (33), Setiamas Hulu atau Ina Putri (30), Dalman Hulu (7), Putri Hulu (5), Rei Jaya Hulu (3), dan Noverman Hulu (2).
Lokasi sulit
Tonggor mengatakan, tim SAR baru bisa mencapai lokasi longsor pada Sabtu petang. Itu pun mereka tidak bisa langsung melakukan pencarian karena hujan dan gelap. Pencarian baru efektif dilakukan pada Minggu pagi.
Menurut Tonggor, personel kesulitan mengakses lokasi karena berada di daerah pegunungan. Lokasi desa tersebut sekitar 80 kilometer dari Teluk Dalam, ibu kota Nias Selatan.
Bagian jalan itu, sepanjang delapan kilometer di antaranya merupakan tanjakan terjal dengan jalan tanah dan bebatuan. ”Jalan itu hanya bisa dilalui mobil dengan empat roda penggerak. Kami juga masih mencari cara agar jalan itu bisa dilalui alat berat ekskavator,” katanya.
Hingga kemarin, pencarian dilakukan tim SAR gabungan yang terdiri atas enam personel Pos SAR Nias, 40 prajurit Kodim 0213 Nias, 30 personel Kepolisian Resor Nias Selatan, dan sekitar 50 orang dari unsur masyarakat.
”Namun, kami hanya bisa melakukan pencarian dengan alat manual. Saat hujan turun, kami juga harus berhenti untuk menghindari longsor susulan,” kata Tonggor.
Kepala Kepolisian Resor Nias Selatan Ajun Komisaris Besar Faisal F Napitupulu mengatakan, mereka mengerahkan personel untuk ikut mencari korban. ”Selain itu, kami juga meminta warga yang bermukim di kaki bukit untuk mengungsi ke rumah keluarga atau tetangganya,” ujar Faisal lagi.
Faisal juga mengatakan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di sejumlah wilayah Nias Selatan dalam beberapa hari belakangan. Hal itu membuat permukiman-permukiman yang berada di kaki bukit terjal menjadi rawan tertimpa longsor.
Hujan di wilayah Sumatera diperkirakan masih akan terjadi hingga Desember mendatang. (NSA)