SEOUL, SENIN — Hubungan perdagangan antara Korea Selatan dan Korea Utara pulih kembali. Setelah Korut mengirim 2 ton jamur pinus ke Korsel pada September lalu, kini giliran Korsel membalas kiriman 200 ton jeruk keprok dengan nilai sekitar 350.000 dollar AS-440.000 dollar AS ke Korut. Pengiriman jeruk dari Pulau Jeju, Korsel, itu tidak menggunakan armada transportasi biasa, tetapi pesawat militer dengan empat kali pengiriman selama dua hari, Minggu dan Senin (11-12/11/2018).
Kementerian Pertahanan Korsel menyebutkan pengiriman jeruk menunjukkan tekad dan komitmen negara itu untuk mempererat kerja sama dengan Korut. Komitmen kerja sama terus dilakukan meski upaya diplomasi untuk perlucutan nuklir Korut masih jalan di tempat. ”Jeruk keprok ini khas Korsel yang biasanya sulit diperoleh warga Korut,” kata juru bicara Kepresidenan Korsel.
Setelah pertemuan kedua negara, September lalu, di Pyongyang, Korut memberi Korsel 2 ton jamur pinus untuk menunjukkan niat baik menjalin hubungan. Bagi Korsel dan Korut serta sejumlah negara Asia lainnya, jamur pinus yang berwarna putih dan coklat diyakini baik untuk kesehatan terutama membantu mencegah diabetes dan penyakit jantung. Bagi Korut, jamur pinus merupakan komoditas paling mahal sekaligus paling laris di Asia. Jamur pinus juga menjadi komoditas utama ekspor ke China. Pada 2000 dan 2007, Korut juga mengirim jamur pinus ke Korsel.
Pengiriman jeruk keprok Korsel ke Korut menuai kritik dari kalangan politikus oposisi. Ketua Partai Kebebasan Korea Song Hee-kyung menyatakan, langkah itu bertentangan dengan atmosfer komunitas internasional saat ini. ”Rakyat Korsel sudah tidak tahan dengan hal-hal sentimental seperti itu,” ujarnya.
Setelah pertemuan Korsel-Korut, Pemimpin Korut Kim Jong Un memberi Presiden Korsel Moon Jae-in hadiah sepasang anjing jenis Pungsan yang berwarna putih. Salah satu anjing itu, yang diberi nama Gomi, menurut Moon, melahirkan enam anak anjing, Jumat lalu. ”Ini keberuntungan luar biasa. Saya berharap hubungan Korsel-Korut juga bisa berkembang seperti mereka,” kata Moon.
Pungsan adalah anjing trah asli Korut dan dikenal setia serta berani saat diajak berburu. Korut mengirim sepasang anjing Pungsan ke Korsel setelah pertemuan tingkat tinggi pada 2000. Sebagai kiriman balasan, Korsel memberikan dua anjing asli Korsel, jenis Jindo, ke Korut.
Pada saat hubungan perdagangan antar-Korea menghangat, hubungan militer mereka masih cukup tegang. Laporan harian Korut, Rodong Sinmun, menyebutkan, Korut berkeberatan dengan latihan militer berskala kecil antara Korsel dan AS. Bagi Korut, latihan itu menyalahi kesepakatan Korsel-Korut tanggal 19 September yang menyepakati penurunan ketegangan di Semenanjung Korea dengan menghentikan segala macam kegiatan provokatif.
Markas aktif
Lembaga kajian AS, Center for Strategic and International Studies (CSIS), di Washington, AS, Senin, mengeluarkan laporan terbaru tentang keberadaan sejumlah markas operasional rudal Korut yang tidak dilaporkan. Peneliti CSIS, Joseph Bermudez, mengemukakan, CSIS mengidentifikasi 13 lokasi dari 20 lokasi rudal yang diperkirakan masih aktif beroperasi baik sebagai markas untuk pengembangan rudal maupun gudang penyimpanan.
Padahal, Korut sebelumnya mengumumkan proses pengembangan nuklirnya sudah selesai sehingga mereka menghentikan uji rudal dan bom pada tahun ini. Korut juga mengaku sudah menutup lokasi uji nuklir Punggye-ri dan fasilitas uji rudal Sohae. Bahkan, Korut berjanji akan menutup lebih banyak lokasi dan mengizinkan tim pengawas internasional jika AS juga melakukan hal yang sama.
Menurut laporan CSIS, lokasi-lokasi yang masih aktif itu tersebar di daerah-daerah terpencil terutama di pegunungan Korut. Lokasi itu sekaligus menjadi semacam gudang penyimpanan rudal balistik berbagai tipe dan kemampuan.
Bahkan, salah satu lokasi yang terdekat dengan perbatasan Korsel-Korut, yakni Sakkanmol, memiliki markas yang masih aktif dan bangunannya terpelihara. ”Markas operasi rudal bukan lokasi peluncuran rudal meski bisa saja menjadi tempat peluncuran dalam situasi darurat”, tulis Bermudez. (AFP/AP)