Momen Festival Belanja ”E-Commerce” Mulai Diminati
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Momen festival belanja melalui layanan jual beli dalam jaringan atau e-commerce kini mulai diminati masyarakat. Berdasarkan survei pada November 2018, sekitar 40 persen masyarakat senang mengikuti festival belanja.
Survei tersebut dihimpun Katadata Insight Center bekerja sama dengan Shopback Indonesia, portal e-commerce asal Singapura yang memanfaatkan program komisi cashback (uang kembali).
Co-Founder Katadata.id Heri Susanto, Selasa (13/11/2018), menjelaskan, dari total 508 responden yang biasa berbelanja melalui e-commerce, 43 persen responden mulai senang mengikuti festival belanja. Sebanyak 5 persen di antara mereka mengikuti festival, seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang diadakan setiap 12 Desember.
Sementara itu, kegiatan berbelanja 57 persen responden tidak terkait festival belanja. ”Mereka yang terbiasa belanja secara online umumnya akan belanja sewajarnya ketika butuh. Mereka juga tidak terlalu melihat faktor promo,” ujar Heri.
Menurut dia, promo yang biasa ditawarkan dalam festival belanja lebih banyak menarik pembeli atau konsumen baru. Meski demikian, faktor promo dan potongan harga menjadi daya tarik pertama bagi konsumen untuk berbelanja online.
Adapun bentuk promo e-commerce yang dinilai menarik bagi konsumen antara lain diskon harga, gratis ongkos kirim, harga lebih murah dari toko offline, flash sale atau jual cepat, cashback, bundling atau paket produk, dan pengumpulan poin.
Tren tersebut tergambar dari pencapaian penyelenggaraan festival belanja di beberapa e-commerce dan marketplace. Festival belanja di Hari Lajang 11 November lalu, misalnya, banyak menawarkan promo menarik bagi konsumen.
Pada kesempatan tersebut, e-commerce produk mode untuk Muslimah Hijup menawarkan ratusan produk mode merek premium senilai Rp 11.000 per item. Ada juga promo gratis ongkir tanpa minimum pembelian ke 11 kota di Indonesia.
Hijup pun mendapati kenaikan penjualan hampir empat kali dari biasanya. Shabrina Andari Putri selaku Public Relation (PR) Hijup mengatakan kepada Kompas, jumlah kunjungan pada festival belanja sehari tersebut hampir mencapai 30.000 pengunjung.
Peningkatan transaksi juga dialami platform jual beli daring Bukalapak. Menurut Evi Andarini selaku Corporate Communication Manager Bukalapak, transaksi pada festival belanja 11/11 tahun ini meningkat hampir lima kali lipat dan meningkat hampir 20 persen dari transaksi di hari biasa.
Jaga kualitas
Meski promo, seperti potongan harga, menjadi daya tarik utama konsumen untuk berbelanja daring, penjual atau pelaku e-commerce diharapkan tidak memasang harga terlalu rendah agar tidak ada persaingan harga yang menurunkan kualitas produk.
”Saya mau menantang pelaku e-commerce agar tidak menjual produk serba diskon saja. Sebagai profesional, pelaku usaha baru bisa dibilang sukses kalau orang mau membeli produk karena kualitasnya,” kata Ignatius Untung, Ketua Indonesia Ecommerce Association (idEA).
Menurut dia, kegiatan promo, seperti flash sale, dalam festival belanja harus memiliki koridor agar menciptakan iklim persaingan yang sehat. Ia mengingatkan agar penjual bermodal lebih tidak menjual rugi barangnya demi menjual dengan harga murah. Praktik tersebut akan mematikan penjual yang tidak memiliki banyak modal.
”Kalau produk yang dijual terlalu sering dijual dengan diskon atau harga subsidi di bawah harga pasar, ini akan membuat pasar yang sensitif harga. Ditakutkan, produsen tidak terpacu untuk membuat produk berkualitas, tetapi yang sebaliknya untuk mengejar harga murah,” tuturnya. (ERIKA KURNIA)