JAKARTA, KOMPAS - Pengembang hunian yang berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) menyasar kaum milenial. Harga yang relatif terjangkau dan kemudahan akses dinilai menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum milenial.
Direktur dan Corporate Secretary PT Urban Jakarta Propertindo Tbk Tri Rachman Batara, mengatakan, pembangunan apartemen atau hunian konsep TOD menjadi pilihan kaum milenial. Hal itu dikarenakan harga yang terjangkau dan akses transportasi umum yang mudah.
“Kaum milenial cenderung praktis dan tidak ribet. Mereka akan memilih untuk tinggal di hunian terintegrasi karena mobilitas mereka yang tinggi,” ujar Batara, di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Konsep pembangunan berorientasi transit atau TOD merupakan hunian yang dibangun berdekatan dengan sarana transportasi umum ataupun menyatu dengan stasiun. Hunian ini diharapkan mempermudah mobilitas warga, terutama di daerah kota besar yang semakin padat lalu lintasnya.
PT Urban Jakarta Propertindo Tbk membangun hunian TOD di kawasan Cikunir bernama Urban Sky. Apartemen dibangun pada luas tanah 12.650 meter persegi. Pembangunan ditargetkan akan selesai pada tahun 2021.
Hingga saat ini, Fajar Ariwinadi, Deputy Finance Director PT Urban Jakarta Propertindo Tbk, mengatakan, progres penjualan ada sebanyak 400 unit terjual dari total 1700 unit. Penawaran dan penjualan masih berlangsung hingga pertengahan tahun 2021.
“Harga permeter persegi untuk studio apartemen mulai dari empat belas juta. Sejauh ini para peminatnya adalah mereka kaum pekerja milenial,” kata Fajar.
Senada dengan Batara, Amrozi Hamidi, Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti, menyampaikan, konsep desain dan fasilitas hunian juga menyesuaikan target konsumennya yaitu milenial. Pangsa pasar LRT City adalah para kaum milenial yang berusia sekitar 25-40 tahun.
“Mereka yang tinggal di area TOD akan dipermudah dengan adanya akses transportasi umum. Selain itu, mereka juga akan menghemat waktu perjalanan dan biaya,” ucap Amrozi.
PT Adhi Commuter Properti telah menetapkan delapan lokasi untuk mendirikan tempat tinggal yang berdekatan dengan stasiun kereta ringan (light rail transit/LRT). Kedelapan lokasi tersebut ada di Bekasi Timur (Eastern Green dan Green Avenue), Sentul, Jaticempaka, Ciracas, Cisauk, Ciputat, dan di Jalan MT Haryono Jakarta. Pada kawasan LRT City itu akan dibuat taman, pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel, pusat kebugaran, dan hotel.
Amrozi mengatakan, kedelapan lokasi itu sudah ditawarkan kepada peminat. Progres penjualan unit hunian untuk LRT City Bekasi Timur Eastern Green yaitu 50-60 persen dan LRT City Sentul Park sebanyak 30-40 persen. Selain itu, LRT City Jaticempaka Gateway Park sudah terjual setidaknya 95 persen unit hunian dan sebanyak 40-50 persen unit terjual di LRT City Ciracas Urban Signature. “Sejauh ini, peminat dari hunian itu adalah kaum milenial. Harga yang kami tawarkan mulai dari Rp 200 juta hingga Rp 500 juta,” kata Amrozi. (Melati Mewangi)