Stan Lee, Imajinasi yang Tak Pernah Mati
Penulis sekaligus pencipta karakter komik Marvel, Stan Lee, menutup buku dan semua kisah panjangnya tentang pahlawan super pada usia 95 tahun. Sang legenda komik Marvel tersebut meninggal di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles, pada Senin (12/11/2018) waktu AS atau Selasa (13/11/2018) waktu Indonesia.
Kabar meninggalnya Stan Lee disampaikan putrinya, Joan Celia Lee, Selasa (13/11/2018). Menurut Kirk Schenck yang merupakan pengacara dari Joan, Stan Lee meninggal di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles.
Namun, sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kematian pria bernama asli Stanley Martin Lieber ini. Dari sejumlah pemberitaan, Lee memang telah menderita penyakit dalam beberapa tahun terakhir, termasuk berjuang melawan penyakit pneumonia yang merupakan komplikasi dari infeksi pernapasan.
Stan Lee yang lahir di Upper West Side, Manhattan, pada 1922 telah memberikan kemajuan yang sangat pesat terhadap industri komik kontemporer di dunia. Lee memulai karier sebagai penulis skrip untuk komik superhero dan misteri di perusahaan penerbitan milik kerabatnya, Martin Goodman.
Ketekunan Lee membuatnya menjabat kepala editor pada usia 19 tahun. Selang 20 tahun kemudian, atau tepatnya pada 1941, Lee dengan dibantu ilustrasi dari seniman Marvel terkenal Jack Kirby menciptakan karakter pertamanya dan membuat komik Captain Amerika.
Tanpa imajinasi dan kreativitasnya dalam menciptakan karakter komik, mungkin rumah produksi Marvel tidak akan meraih kejayaan seperti sekarang dengan film box office-nya yaitu X-Men, Iron Man, Black Panther, hingga Avengers: Infinity Wars. Pasalnya, hampir semua karakter, plot, dan teks dari komik Marvel diciptakan oleh Lee.
Karakter ikonik Marvel seperti Fantastic Four, Iron Man, Thor, Hulk, Spiderman, X-Men, dan Avengers pun lahir dari imajinasi Lee. Pada 1972, Lee menjadi direktur penerbit dan editor Marvel. Empat tahun kemudian, 72 juta salinan Spiderman terjual di dunia.
Kekuatan imajinasi dan kreativitas yang sangat luas dari Lee inilah yang tidak dimiliki pesaingnya, DC Comics. Karakter ikonik DC seperti Batman dan Superman tidak lahir dari satu orang. Batman diciptakan oleh Bob Kane dan Bill Finger, sedangkan Superman diciptakan oleh Jerry Siegel dan Joe Shuster.
Saat diwawancarai The Associated Press pada 2006, Lee menganggap komik merupakan sebuah medianya untuk menyalurkan seni dan produktivitas. ”Saya menulis begitu banyak yang bahkan tidak saya ketahui. Saya menulis ratusan atau bahkan ribuan,” ujarnya, yang dilansir dari The Associated Press.
Produktivitas Lee dalam menciptakan karakter tidak surut meski usianya tak lagi muda. Hal ini terlihat saat Lee berusaha menciptakan karakter baru ketika menghadiri acara La Conque yang merupakan acara konvensi komik terbesar di Amerika Latin.
”Aku ingin ini menjadi kejutan. Namun, secara pribadi aku bekerja pada pahlawan Latin yang akan kamu lihat di akhir tahun. Aku ingin membuatnya sebaik yang aku bisa, sebisa mungkin,” ungkap Lee di depan hampir 20.000 penggemarnya di Queretaro, Meksiko, tahun lalu.
Presiden Marvel Entertainment Dan Buckley pun mengakui bahwa semangat, karisma, dan cinta Lee untuk tokoh-tokoh serta kisah-kisah yang dibuatnya telah membentuk Marvel menjadi seperti sekarang ini.
”Dorongan dan dedikasinya yang tiada henti untuk menceritakan kisah-kisah imajinatif telah mengubah kehidupan penggemar yang tak terhitung jumlahnya selama lebih dari 75 tahun. Semangatnya juga hidup di dalam orang-orang yang diilhaminya. Warisannya tidak akan pernah terlupakan,” tutur Buckley, dikutip dari situs resmi Marvel.
Ungkapan belasungkawa
Meninggalnya Stan Lee memberikan duka yang mendalam bagi orang-orang yang secara langsung ataupun tidak langsung memiliki kedekatan dengan karyanya. Ungkapan belasungkawa atas meninggalnya Lee datang dari petinggi Marvel hingga para aktor yang memerankan karakter di film produksi Marvel Cinematic Universe (MCU).
Presiden Marvel Studios Kevin Feige dalam situs resmi Marvel menyampaikan, Lee telah mewariskan sesuatu yang luar biasa untuk generasi yang akan datang. Menurut dia, kegeniusan dan karisma Lee akan teringat selamanya oleh putri, keluarga, dan jutaan penggemarnya.
Chris Evans yang memerankan karakter Captain America atau Steve Rogers menyampaikan rasa berkabungnya lewat akun media sosial Twitter. ”Selama beberapa dekade ia memberikan waktu di kala muda dan tuanya dengan bertualang, berjelajah, menghibur, percaya diri, inspirasi, kekuatan, persahabatan, dan kebahagiaan. Dia memancarkan cinta dan kebaikan dan akan meninggalkan kenangan yang tak terhapuskan pada begitu, begitu, begitu banyak kehidupan. Excelsior!”, tulisnya.
Sementara Hugh Jackman yang memerankan Wolverine atau Logan dalam film X-Men mengungkapkan dukacita sekaligus kebanggaannya dapat memerankan karakter yang diciptakan Stan Lee.
”Kita kehilangan sosok kreatif yang genius. Stan Lee adalah seorang pelopor di dunia superhero. Saya bangga telah menjadi bagian kecil dari warisannya dan membantu membawakan salah satu karakternya menjadi nyata,” katanya.
Selain aktor luar negeri, ungkapan belasungkawa dan kehilangan juga disampaikan aktor dalam negeri seperti stand up comedian Pandji Pragiwaksono melalui akun Instagram. Pria yang menggemari komik sejak kecil ini mengakui bahwa karya Stan Lee telah ikut andil membentuk karakternya ketika dewasa.
”Selamat jalan Stan Lee. Terima kasih untuk semua karakter2 yang kami cintai. Di antara semua kreasimu, Spider-Man & Iron Man adalah yg paling kekal dalam hati. Akan sangat aneh kelak nonton film2 Marvel tanpa penampilan singkat darimu”, tulis Pandji.
Stan Lee mungkin telah menutup buku dan semua kisah panjangnya tentang pahlawan super. Namun, warisan fisik seperti karakter komik ciptaannya serta warisan semangat berkarya dengan tulus akan selalu diingat oleh generasi yang akan datang. (AP/AFP/REUTERS)