Museum Katedral Jakarta Merawat Sejarah Gereja Katolik Indonesia
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Museum Katedral Jakarta diharapkan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan dan pameran benda-benda bersejarah, tetapi juga menjadi pemicu bagi umat Katolik untuk terus mengingat nilai-nilai yang dapat diteladani dari perjuangan para pendahulu; termasuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo berharap Museum Katedral tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah, tetapi juga menghidupkan kembali ingatan atas masa lampau; perjuangan umat dalam pertumbuhan dan perkembangan Gereja Katolik di Indonesia, khususnya Keuskupan Agung Jakarta.
”Dengan kata lain, museum ini diadakan, dikembangkan, untuk mengajak umat Katolik, khususnya umat Keuskupan Agung Jakarta, untuk ikut terus memikul tanggung jawab sejarah. Tanpa mengetahui sejarah, kita tidak akan mampu untuk menggali nilai-nilai keutamaan yang bertumbuh berkat bimbingan Tuhan hingga menjadi Keuskupan Agung Jakarta yang seperti ini,” tutur Mgr Suharyo dalam sambutannya saat meresmikan Museum Katedral, Rabu (14/11/2018), di kompleks Katedral Jakarta.
Keuskupan Agung Jakarta adalah wilayah formal Gereja Katolik tertua di Indonesia, yang dimulai dengan sebagai Prefektur Apostolik Batavia pada 211 tahun yang lalu.
Peresmian Museum Katedral ditandai dengan penandatanganan plakat dan pembukaan tirai plakat nama oleh Mgr Suharyo. Peresmian ini dilaksanakan sebelum Misa Penutupan Sidang Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sehingga juga dihadiri oleh Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja dan uskup dari seluruh daerah di Indonesia.
Museum ini menampilkan cerita perjalanan sejarah umat Katolik Indonesia dan perjuangannya hingga masa kini. Dalam ruangan lain juga tampak foto dan kisah biografi singkat dari setiap pastor yang pernah memimpin Keuskupan Agung Jakarta dari masa ke masa, hingga masa kepemimpinan Mgr Suharyo.
Pastor Kepala Paroki Katedral Jakarta Albertus Hani Rudi Hartoko mengatakan, peresmian renovasi Museum Katedral mengambil momentum peringatan 90 tahun Sumpah Pemuda serta Tahun Persatuan 2018 Keuskupan Agung Jakarta ”Kita Bhinneka Kita Indonesia”.
”Untuk diketahui, sidang pertama Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan pada 27 Oktober 1928 berlangsung di Gedung Pemuda Katolik, yang kini menjadi aula paroki,” kata Romo Hani.
Mgr Suharyo juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses renovasi Museum Katedral Jakarta. ”Merawat, membangun museum ini tentu membutuhkan pikiran, waktu, dan dana yang tidak sedikit. Terima kasih Romo Hani dan teman-teman yang telah sungguh-sungguh membantu pekerjaan ini,” tuturnya.