Solusi IoT Jadi Peluang Bisnis Baru Operator Telekomunikasi
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Solusi benda terhubung internet dapat menjadi peluang bisnis baru yang menarik. Di samping edukasi pasar, solusi ini memerlukan strategi pemasaran kreatif.
Presiden Direktur dan CEO PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) Dian Siswarini, di sela-sela peresmian X-Camp, Selasa (13/11/2018), di Jakarta, mengatakan, solusi benda terhubung internet (internet of things/IoT) akan menjadi salah satu bisnis penting bagi operator telekomunikasi seluler pada jangka panjang. Namun, untuk saat ini kontribusinya terhadap total pendapatan masih kecil.
Sebagai ilustrasi, produk perangkat rumah cerdas Savvy Smartphone, solusi IoT untuk mengendalikan sejumlah peralatan rumah tangga secara nirkabel.
Dian menceritakan situasi di perusahaan yang dia pimpin. Besaran sumbangan bisnis solusi IoT terhadap total pendapatan masih kurang dari 10 persen.
”Tiga hingga lima tahun mendatang, bisnis solusi IoT akan sampai pada momen sizeable. Kami harap saat itu kontribusinya terhadap keseluruhan penerimaan perusahaan di atas sepuluh persen. Sekarang merupakan fase terus mengedukasi konsumen ritel ataupun korporasi terhadap IoT beserta manfaatnya,” ujarnya.
Dian berpendapat, kehadiran teknologi akses seluler 5G dipastikan mendorong solusi IoT berkembang lebih masif, terutama untuk pemakaian di industri skala besar. Misalnya, kegiatan operasi penyakit di rumah sakit. Situasinya sekarang, solusi IoT dijalankan menggunakan teknologi akses 4G LTE sehingga pemanfaatan masih bersifat skala kecil-menengah.
”Solusi IoT itu sifatnya customized. Jadi, pengembangan ataupun pemasarannya berbeda di setiap bagian sektor industri,” ujarnya.
Laporan Ericsson Mobility Report edisi Juni 2018 menyebutkan, operator seluler di seluruh dunia telah meluncurkan lebih dari 60 jaringan IoT seluler menggunakan jaringan LTE dasar.
Laboratorium IoT XL Axiata bernama X-Camp. Lokasinya berada di lantai 20 XL Axiata Tower Kuningan, Jakarta. XL Axiata mengklaim, X-Camp telah mengantongi sertifikat dari Global System for Mobile Communications Association (GSMA), asosiasi yang mewadahi kepentingan operator telekomunikasi di bidang teknologi GSM. X-Camp bahkan menjadi satu-satunya laboratorium tergabung di GSMA Lab Alliance di Asia Tenggara.
Dua solusi telah dipajang di X-Camp. Pertama, pengukuran kesehatan ternak hasil kerja sama XL Axiata dan pengembang Dycode. Implementasi di peternakan sapi di Majalengka. Kedua adalah Kayuh, solusi pemantauan lokasi pergerakan layanan bike sharing di Bogor.
Chief Technology Officer XL Axiata Yessie D Yosetya menjelaskan, sertifikasi dari GSMA memudahkan pertukaran informasi, pengembangan keterampilan tenaga kerja, dan akses pasar. Kemudahan ini coba ditawarkan kepada perguruan tinggi. Empat institusi pendidikan tinggi mau bekerja sama, yakni Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Semarang, dan Politeknik Negeri Surabaya. Bersama keempatnya, perusahaan akan mengembangkan kurikulum pendidikan terkait IoT.
Pada saat bersamaan, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengingatkan, tantangan utama adalah menghasilkan uang dan pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Operator telekomunikasi seluler semestinya sejak sekarang mulai memikirkan hal itu ketika memutuskan terjun ke usaha solusi IoT.
Dia mengatakan, pemerintah mendukung perkembangan teknologi digital. Salah satu wujud dukungan ialah Kemkominfo menggratiskan pemakaian spektrum frekuensi untuk uji coba produk IoT berteknologi akses seluler dan 5G. Durasi pemakaian minimal setahun dan bisa diperpanjang.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengemukakan, pihaknya telah merancang peta jalan yang mengintegrasikan sejumlah strategi menghadapi era industri generasi keempat. Peta jalan itu bernama Making Indonesia 4.0. Dalam peta jalan berisi strategi memperkuat lima sektor manufaktur, yakni industri makanan dan minuman, otomotif, elektronik, kimia, dan tekstil.
Agar kelima sektor tersebut berjalan sesuai arah revolusi industri keempat, dia menyebut perlunya sejumlah persyaratan, mulai dari ketersediaan jaringan internet hingga solusi IoT. Kemenperin menyambut baik swasta yang mau berpartisipasi menyediakan persyaratan-persyaratan tersebut.