MAKASSAR, KOMPAS — Sepanjang Kamis (15/11/2018) pagi hingga siang terjadi tiga kali gempa dengan kekuatan M 5,0 hingga 5,5 di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Kondisi itu membuat warga kembali berhamburan ke luar rumah.
Gempa terjadi pukul 07.01 Wita dengan kekuatan M 5,5 dan berikutnya pada pukul 07.31 dengan kekuatan M 5,0. Pada pukul 11.55, satu gempa dengan kekuatan M 5,0 kembali terjadi.
Sejak Rabu (14/11/2018) malam hingga Kamis siang, terjadi lebih dari 20 kali gempa, 18 di antaranya dirasakan guncangannya oleh warga.
Berdasarkan keterangan Balai Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, gempa-gempa itu tak berpotensi tsunami dan warga diminta waspada. Saat ini, pihak BMKG bersama aparat pemerintah terus berupaya menenangkan warga yang panik.
”Kami membuka posko gabungan di Markas Koramil 05 Mamasa untuk terus memantau gempa yang terjadi. Kami juga membantu menenangkan warga agar tak panik dengan memberi informasi terkait gempa,” kata Kaharuddin, petugas sekaligus prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar yang bertugas di Mamasa.
Dalam dua pekan terakhir, BMKG mencatat kejadian gempa di Mamasa sebanyak lebih dari 350 kali. Dari jumlah itu, 119 kali gempa dirasakan warga. Dalam beberapa hari terakhir, meski jumlah kejadian gempa telah berkurang, gempa yang dirasakan kian banyak.
Akibat gempa pada Kamis, sejumlah aktivitas di Mamasa turut terdampak. Salah satunya proses rekapitulasi data pemilih yang sedang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulbar.
”Kami sedang melakukan rekapitulasi data pemilih dan akan melakukan pleno. Namun, gempa membuat aktivitas berpindah-pindah. Kami sempat melakukan rekap di pengungsian dan akhirnya gempa tadi membuat kami melakukan pleno di Bandara Sumarorong,” kata komisioner KPU Sulbar, Farhanuddin, sekaligus koordinator untuk wilayah Kabupaten Mamasa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mamasa Daud Sattu mengatakan, sebagian warga yang sempat mengungsi sejak pekan lalu akibat rentetan gempa di Mamasa berangsur kembali ke rumah masing-masing dalam tiga hari terakhir. Jika semula jumlah pengungsi berkisar 11.000 jiwa, pada Rabu kemarin tersisa 5.000-an orang.
Namun, Daud mengatakan, peristiwa gempa sepanjang Kamis ini memicu warga kembali ke pengungsian.