Pacu Daya Saing Perikanan untuk Genjot Pertumbuhan
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Daya saing dan produktivitas industri kelautan dan perikanan dinilai perlu ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan. Model bisnis sektor ini dianggap perlu untuk mengedepankan tiga aspek sosial, yakni kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan, ekonomi akan tumbuh lebih cepat, lapangan kerja tercipta lebih besar, dan kemiskinan turun lebih cepat jika industri kelautan perikanan berdaya saing tinggi.
Bambang mengatakan hal itu pada pembukaan diskusi kelompok terarah Kadin Indonesia untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 terkait industri kelautan perikanan.
Menurut Bambang, agar bisa menjadi maju saat mengalami bonus demografi, Indonesia harus melakukan transformasi ekonomi ke sektor yang lebih menciptakan nilai tambah. "Jangan sampai Indonesia ke depan sangat tergantung sumber daya alam. Diversifikasi terbaik adalah melalui nilai tambah, yakni di sektor manufaktur dan jasa," katanya.
Hal ini sejalan dengan penetapan tiga sektor prioritas beberapa tahun belakangan; yakni pertanian, industri, dan pariwisata. Hasil pertanian, termasuk dari sektor perikanan, harus mampu memasok kebutuhan industri makanan dan minuman nasional untuk kepentingan domestik dan juga ekspor.
Bambang mengatakan, sektor pariwisata di Indonesia pun tidak jauh dari pariwisata bahari. "Dari 10 Bali baru yang disiapkan, destinasi yang tidak berorientasi ke pantai atau laut hanya Danau Toba, Borobudur, dan Bromo," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Benny Soetrisno mengatakan, sektor maritim dengan segala potensinya dapat menjadi pendorong utama pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Berdasarkan catatan Kadin Indonesia, FAO memprediksikan pasar seafood dunia tahun 2024 akan mencapai 240 juta ton, dengan 160 juta ton di antaranya dari perikanan budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi perikanan tumbuh 20 persen per tahun.
Produksi perikanan tangkap tahun 2017 tercatat 6,8 juta ton. Adapun produksi perikanan budidaya 16,1 juta ton dengan perincian 5,65 juta ton ikan dan 10,45 juta ton rumput laut.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan, pihaknya menginginkan ada tindak lanjut selepas diskusi kelompok terfokus di Bappenas tersebut.
"Kita akan membikin tim kecil - antara Kadin dan Bappenas - yang akan mengolah semua data dan masukan serta memetakannya sesuai potensi lapangan," ujar Yugi.
Ketua Penasehat Bidang Kelautan dan Perikanan Kadin Indonesia, Rokhmin Dahuri mengatakan, ciri sektor perikanan yang maju adalah memiliki daya saing kuat.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, Suseno menuturkan, salah satu kata kunci dalam pembangunan kelautan dan perikanan adalah kemandirian.
Visi yang tercantum dalam draft awal rancangan teknokrat pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2020-2024 adalah mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional.