Kemenpora Minta Atlet Elite Tidak Turun di Kejurnas
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Atlet-atlet elite nasional diminta untuk tidak turun di kejuaraan nasional. Hal ini demi memastikan regenerasi atlet berjalan dan untuk menjaga penampilan jangka panjang atlet elite, terutama menghadapi kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Mulyana meminta induk organisasi cabang olahraga mempertimbangkan atlet-atlet elite turun di kejuaraan nasional.
”Kami meminta induk organisasi untuk membatasi keikutsertaan atlet elite nasional, terutama yang sudah meraih medali emas Asian Games, untuk tidak perlu lagi turun di kejurnas. Kapan kita akan melakukan pembinaan jika atlet elite yang meraih medali Asian Games turun lagi di kejurnas,” katanya.
Mulyana mengatakan, kejurnas bertujuan mencari bibit atlet sehingga sudah selayaknya induk organisasi cabang olahraga memberikan kesempatan kepada atlet muda untuk tampil.
”Mohon kepada induk organisasi untuk dipikirkan kembali. Menurut saya, atlet elite boleh berpartisipasi, tetapi tidak perlu dihitung medali. Kekhawatiran kami, kalau mereka turun lalu cedera, jadi masalah. Bagaimanapun juga mereka adalah investasi kami,” katanya.
Angkat besi merupakan salah satu cabang olahraga yang mengikutsertakan atlet elite di kejurnas. Sebanyak 10 atlet elite yang pekan lalu tampil di Kejuaraan Dunia 2018 di Ashgabat, Turkmenistan, dipastikan akan membela daerah masing-masing di kejurnas. Ajang ini akan bergulir di GOR Trilomba Juang Padjajaran, Bandung, 25-30 November 2018.
Lifter juara dunia kelas 61 kg, Eko Yuli Irawan, dipastikan akan tampil di kejurnas. Eko akan membela Jawa Timur. Eko menuturkan, dirinya memutuskan akan tampil di kejurnas karena daerah telah berjasa untuk membina dirinya. ”Selama ini, daerah turut membina saya. Ketika honor dari pusat terputus, misalnya, daerah yang berjasa. Jadi, sekarang saya akan tampil untuk membela daerah,” ujarnya.
Eko mengatakan, dirinya tidak khawatir penampilan akan menurun karena dia punya waktu yang cukup panjang untuk menjalani kualifikasi Olimpiade. Terkait dengan regenerasi, menurut Eko, seharusnya kehadiran atlet-atlet elite ini dijadikan motivasi bagi atlet yunior untuk bisa mengalahkan senior.
”Jangan menunggu atlet senior untuk pensiun baru atlet-atlet yunior tampil. Atlet yunior harus tunjukkan dari sekarang kalau mereka bisa bersaing dengan seniornya. Jadi, begitu ada senior yang pensiun, level atlet yunior sudah sama dengan para senior,” ucapnya.
Eko mengkritisi pembinaan prestasi olahraga Indonesia yang hanya fokus pada atlet-atlet elite. Sementara di sisi lain, perkembangan atlet yunior di daerah-daerah tidak diperhatikan. ”Kalau mau regenerasi, seharusnya pemerintah menyeleksi atlet yunior dan memasukkan mereka ke pelatnas. Bagaimana atlet yunior bisa berkembang kalau latihan mereka tidak diperhatikan,” katanya.