SYDNEY, JUMAT — Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengecam Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Kecaman itu merespons pendapat Mahathir soal wacana pemindahan Kedutaan Besar Australia untuk Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Frydenberg menyerang Mahathir secara pribadi sembari menegaskan, Canberra akan menentukan sendiri keputusannya. ”Dia sudah terbiasa melakukan itu. Dia menyebut Yahudi sebagai ’Manusia Berhidung Bengkok’. Dia mempertanyakan jumlah yang terbunuh dalam Holocaust. Dia juga melarang film Schindler’s List ditayangkan,” ujarnya, Jumat (16/11/2018), di Canberra, Australia.
Anak salah satu korban Holocaust, pembantaian orang Yahudi oleh pemerintahan Nazi di Jerman, itu menegaskan, pemindahan kedutaan adalah hal yang masuk akal.
”Australia sudah mengakui kedaulatan Israel atas Jerusalem Barat. Di sana Parlemen Israel berkantor. Di sana Duta Besar Australia menyampaikan surat kepercayaan. Itu juga akan menjadi ibu kota Israel dalam solusi dua negara model apa pun,” tuturnya.
Dalam pertemuan antara PM Australia Scott Morrison dan pemimpin ASEAN di Singapura, Kamis (15/11/2018), Mahathir menyinggung isu pemindahan kedutaan. ”Saya menyoroti kaitannya dengan terorisme, setiap orang harus mengetahui sebabnya. Menambah masalah pada terorisme tidaklah membantu,” kata Mahathir.
Malaysia dan Indonesia secara terbuka mempertanyakan wacana pemindahan kedutaan itu. Wacana tersebut dilontarkan Morrison menjelang pemilu sela beberapa waktu lalu.
Menurut Morrison, ide itu datang dari Dave Sharma, calon anggota parlemen yang maju di daerah pemilihan yang penduduknya mayoritas Yahudi. Sharma, politisi Partai Liberal pimpinan Morrison dan mantan Duta Besar Australia untuk Israel, gagal mendapat kursi ke parlemen. Meskipun demikian, wacana itu mendapat reaksi keras di dalam dan luar negeri Australia.
”Saya pikir, yang disampaikan Josh sesuai dengan rekam jejak dia (Mahathir) pada sejumlah isu dalam berbagai kesempatan,” ujar Morrison.
Dalam beragam kesempatan, Mahathir memang pernah berkomentar yang menurut banyak pihak menyudutkan Yahudi. Ia menyatakan, anti-semit adalah istilah yang diciptakan untuk membungkam kritik terhadap Yahudi. ”Kita harus bisa mengkritik siapa pun,” kata Mahathir.
Ia pernah menyebut jumlah korban Holocaust 4 juta jiwa, bukan 6 juta seperti disampaikan banyak pihak selama ini. Mahathir juga membenarkan larangan penayangan film Schindler’s List. Ia menuding film itu hanya sebagai propaganda zionis.
Dalam kesempatan berbeda, Mahathir secara terbuka mengatakan, aneka masalah di Timur Tengah dimulai dengan berdirinya Israel. (AFP/REUTERS)