Layar Raksasa Jadi Buruan Pelari yang Mengambil ”Race Pack”
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Memasuki hari ketiga atau hari terakhir pengambilan race pack Borobudur Marathon 2018, Sabtu (17/11/2018), peserta memadati Mal Artos, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Mereka juga berburu foto di layar raksasa dengan latar nama dan nomor dada lari, yang merupakan terobosan baru.
Sejak Sabtu pagi, pelari sudah mengantre untuk masuk ke hall tempat pengambilan race pack di Mal Artos. Jumlah pelari yang datang hari Sabtu lebih banyak ketimbang dua hari sebelumnya. Hal itu karena sebagian besar pelari berasal dari luar Jateng dan tidak mengambil cuti kerja sehingga baru dapat mengambilnya Sabtu.
Antrean juga tampak di sekitar layar raksasa yang menampilkan nama dan nomor dada lari peserta (BIB) dalam gambar stupa-stupa Candi Borobudur. Peserta yang telah mendapat race pack, nama dan BIB-nya otomatis terpampang di layar tersebut. Sejumlah peserta pun bergantian mengabadikan momen.
Windinar Gewa Utami (34), peserta asal Yogyakarta, mengatakan, pekerjaan membuatnya baru mengambil race pack pada hari terakhir. ”Meskipun jarak Yogya-Magelang tidak terlalu jauh, waktu yang tersedia terbatas. Sedikit antre tidak apa-apa karena tetap seru karena ada spot foto seperti ini,” ujarnya.
Windinar, yang datang bersama dua rekannya, menambahkan, Borobudur Marathon 2018 juga menjadi ajang bertemu dengan dua teman dekatnya. Lari akan terasa semakin seru karena dia juga menyenangi suasana alam pedesaan, yang merupakan salah satu daya tarik Borobudur Marathon.
Sementara itu, Wahyu Febriyanto (31), juga dari Yogyakarta, menuturkan, ini merupakan pertama kalinya dirinya mengikuti Borobudur Marathon. ”Jadi, saya ikut yang 10K saja, sekalian mengetes, tapi saya juga enggak mau ketinggalan untuk foto di layar ini,” kata Wahyu, yang menjadikan lari ajang melepas kepenatan.
Project Leader Borobudur Marathon 2018 Aswito Zainul mengatakan, pemasangan layar besar yang menampilkan nama serta BIB pelari baru dilakukan tahun ini. Hal tersebut dilakukan agar pelari mendapat experience dengan mengambil sendiri race pack, bukan dititipkan.
Aswito menambahkan, pihaknya sudah memperkirakan akan banyaknya pelari yang mengambil race pack pada hari terakhir. ”Sebab, dari 10.000 peserta, 70 persen berasal dari luar Jateng dan 3 persen merupakan pelari asing, barulah sisanya merupakan peserta asal Jateng,” ucapnya.
Di luar hall tempat pengambilan race pack, pelari juga mengantre untuk berfoto di photo booth Kompas yang menyediakan semacam lorong hitam, lengkap dengan lampu warna-warni. Mereka rela mengantre dan menunggu 10-15 menit karena tak mau ketinggalan untuk foto dan mengunggahnya di media sosial.
Borobudur Marathon akan dilaksanakan pada Minggu (18/11/2018), dengan start pukul 05.00 (kategori marathon), 05.30 (half marathon), dan 06.00 (10 kilometer). Ini merupakan tahun kedua Bank Jateng, Pemprov Jateng, dan Kompas bekerja sama menyelenggarakan ajang lari dengan rute tersertifikasi itu.