JAKARTA, KOMPAS- Jembatan Multi Guna (JMG) Tanah Abang, Jakarta tidak sesuai dengan desain Stasiun Tanah Abang yang dibuat PT Kereta Api Indonesia. Untuk mensinergikan jembatan dan stasiun itu, PT KAI mengubah desain awal stasiun. Hal ini perlu dilakukan agar untuk mengakomodir aspek keselamatan dan keamanan arus orang.
Persoalan ini dibahas dalam pertemuan antara PT KAI dan Pemprov DKI Jakarta yang dimediasi Ombudsman RI Kepala Perwakilan Jakarta Raya Teguh Nugroho, Jumat (16/11/2018) di kantor Ombudsman RI. Dari PT KAI hadir Dadan Rudiansyah, Kepala Daerah Operasi I Jakarta. Dari Pemprov DKI hadir Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan dan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi.
Dadan Rudiansyah, Kepala PT KAI Daerah Operasi (Daop) I Jakarta dalam acara keterangan pers usai pertemuan menjelaskan, keberadaan skybridge atau jembatan multi guna yang terletak di atas jalan raya jati baru atau bersebelahan persis dengan bangunan stasiun, membuat PT KAI harus membuat sejumlah perubahan atas layout atau pengelolaan ruang atau hall stasiun bagian atas.
Untuk kemudahan, kelancaran, keamanan, dan keselamatan arus penumpang dari stasiun menuju skybridge, PT KAI akan menggeser gerbang mesin tapping tiket di pintu lama yang ada di atas. Dari yang selama ini ada 13 mesin tapping berjejer mengarah ke loket, akan digeser mengarah ke mulut skybridge.
Karena alasan area, kemungkinan besar para penyewa yang ada di mulut hall pintu lama akan dipindah ke lokasi yang selama lokasi loket tiket. Lokasi yang selama ini diisi penyewa ritel makanan dan ATM akan diubah menjadi lokasi loket. Adapun jumlah gate mesin tapping tiket kemungkinan besar akan berkurang menjadi 7.
Untuk bisa menggeser gerbang tiket, PT KAI akan bernegosiasi dengan para penyewa ritel. Baru kemudian mengubah tata letak dan melakukan simulasi arus penumpang.
Langkah pengubahan itu diambil untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan bisa masuk ke dalam stasiun. Artinya, ruang kosong di area pintu selatan atau pintu lama di hall atas akan dipersempit.
Seperti diketahui saat dua jam sibuk pagi dan sore hari, PT KAI mencatat ada 10.000 penumpang keluar dan masuk dari dan ke stasiun Tanah Abang. Atau per hari, 100.000 - 150.000 penumpang keluar masuk dari dan ke stasiun Tanah Abang.
Simulasi diperlukan supaya PT KAI bisa mempertimbangkan bagaimana penumpang yang padat bisa terurai dengan aman dan selamat. "Itu sebabnya area depan gate taping tiket harus lapang untuk menuju skybridge. Tidak boleh ada pedagang di kanan dan kiri," jelas Dadan.
Teguh Nugroho, Ketua Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya menambahkan, itu sebabnya, meski bangunan skybridge dijadwalkan rampung 23 November mendatang skybridge tidak bisa beroperasi pada tanggal itu juga. "Itu karena harus ada ada dulu beberapa perbaikan penyesuaian terkait dengan fasilitas arus penumpang, keamanan, dan hal-hal lain yang akan diselesaikan pada akhir bulan November 2018 itu," kata Teguh.
Yoory C Pinontoan, Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya menambahkan, selain harus meninggikan tembok, pihaknya selaku pembangun skybridge mesti menyiapkan fasilitas umum seperti toilet. Lalu tembok skybridge yang mengarah ke stasiun harus ditinggikan untuk menghindari orang iseng melempar sesuatu ke area stasiun yang bisa mengganggu operasional kereta.
Dijelaskan Yoory, dengan tambahan-tambaham fasilitas yang disarankan PT KAI itu, termasuk cara pengamanan kawasan, biaya akan membengkak. Untuk pembangunan saja diperlukan Rp 35,8 miliar. "Dengan adanya tambahan ini masih kita hitung," jelas Yoory.
Dengan pergeseran posisi gate dan jumlah gate yang akan berkurang itulah simulasi perlu dilakukan. PT KAI dan Sarana Jaya akan melakukan simulasi arus penumpang dari stasiun Tanah Abang menuju skybridge dan ke tempat lain pada 30 November 2018.
Namun, Teguh melanjutkan, masa simulasi dan segala penyesuaian yang dibutuhkan belum tentu selesai pada 30 November 2018. "Simulasi itu akan diikuti evaluasi apakah sudah bisa dilakukan penempatan dan pemanfaatan. Kalau belum ya tambah waktu lagi. Karena yang paling penting adalah keamanan dan keselamatan penumpang dari stasiun menuju skybridge dan ke tempat-tempat lain," jelas Teguh.
Teguh menegaskan, dari pertemuan tersebut kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan poin-poin yang terungkap terkait pemanfaatan skybridge itu. (HLN)