Warga Diminta Tak Ragukan Program Bantuan Pembiayaan Pemerintah
Oleh
Adhi Kusumaputra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga diminta tidak ragu dengan program bantuan pembiayaan perumahan yang diturunkan pemerintah. Hal ini karena pertimbangan dalam program tersebut tidak hanya meninjau aspek harga, tetapi juga aspek-aspek lain yang turut memudahkan warga.
Hal itu dibahas dalam konferensi pers Real Estat Indonesia (REI) Expo Mandiri di Jakarta, Sabtu (17/11/2018). Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan, warga kadang masih ragu untuk melakukan kredit pemilikan rumah berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Donsuwan mencontohkan, kalau warga mengontrak, mereka akan menghabiskan uang tanpa memiliki aset rumah. Biaya mengontrak itu, menurut dia, dapat dimanfaatkan untuk memulai cicilan FLPP dengan tambahan biaya bunga.
”Mereka (warga) umumnya menghabiskan Rp 800.000-Rp 1 juta untuk mengontrak rumah tiap bulan. Pada cicilan FLPP, Mereka bisa dapat rumah dengan biaya sekitar Rp 1 juta per bulan dengan tambahan biaya bunga,” kata Donsuwan.
Sekjen Dewan Pengurus Pusat REI Paulus Totok Lusida mengatakan, hal itu juga didukung dengan regulasi dari pemerintah yang dinilai cukup kondusif. Ada kelonggaran untuk loan to value (LTV) serta penghapusan Pajak Penghasilan Barang Mewah (PPnBM).
Paulus juga mengatakan, harga rumah di Indonesia sangat murah apabila dibandingkan dengan harga rumah di Vietnam. ”Perbandingan harganya bisa mencapai enam kali lipat,” ujarnya.
Dari jumlah tersebut, Donsuwan mengimbau warga agar menimbang perkiraan harga itu dari kemudahan jangkauan wilayah. Sebab, kawasan rumah FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) berada di kawasan berorientasi transit (TOD), yang akan memudahkan akses menuju transportasi umum.
KPR Milenial
Direktorat Jenderal Penyediaan Rumah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Khalawi Abdul Hamid mengatakan, kemudahan ini memungkinkan karena adanya program KPR Milenial. Program ini menarget kaum muda agar lebih mudah membeli rumah.
”Semua aspek mudahnya sudah kami sediakan. DP-nya nol, angsurannya dapat menyesuaikan dengan income, dan jangka waktu pembayarannya bisa hingga 20 tahun," kata Khalawi.
Executive Vice President Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo mengatakan, Program KPR milenial yang dilaksanakan saat ini mencapai 20.000 nasabah. Jumlah itu masih terhitung sedikit bila melihat potensi nasabah milenial di Bank Mandiri, yakni sebanyak 280.000 nasabah.
"Dari data payroll Bank Mandiri, ada sekitar 280.000 nasabah yang memiliki gaji sekitar Rp5-Rp15 juta dari rentang umur 21-35 tahun. Mereka potensial untuk membeli rumah, namun hal itu belum menjadi prioritas," kata Ignatius.
Program ini diharapkan dapat menambah jumlah pembeli rumah dari kalangan muda. Khalawi mengatakan, saat ini produk hunian sudah siap. Namun, masih diperlukan kerja sama erat antara pihak pengembang, bank, dan pihak regulator untuk membaca kebutuhan konsumen.
”Kerja sama dibutuhkan untuk memfasilitasi dan memberikan kemudahan kepada konsumen. Terutama kebutuhan mereka mengenai akses transportasi, seperti LRT dan MRT yang akan ada dalam waktu beberapa tahun lagi,” ucap Khalawi. (ADITYA DIVERANTA)